Politik

Ikut Deklarasi Kampanye Damai, Jialyka Maharani Caleg DPD RI Sumsel Termuda

PALEMBANG BARU – Calon anggota legislatif DPD RI dapil Sumsel termuda, Jialyka Maharani sangat mendukung kampanye anti hoax, anti politik SARA, dan anti politik uang yang digelar KPU Sumatera Selatan dalam kegiatan Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019.

Caleg DPD RI Sumsel nomor 36 ini menyebutkan, deklarasi anti hoax, anti politik SARA, dan anti politik uang yang dilaksanakan KPU merupakan langkah yang harus didukung demi mewujudkan politik Indonesia yang jujur dan mementingkan rakyat. “Kita bersama mendukung kampanye damai ini, ini merupakan bentuk komitmen kita para calon anggota DPD untuk mewujudkan pendidikan politik yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya Caleg DPD RI Sumsel muda ini kepada media, Minggu (23/9/2018).

Mantan mahasiswa lulusan Universitas Indonesia (UI) itu terlihat semangat sekali mengikuti agenda KPU tersebut, untuk mendapatkan dukungan suara dirinya terjun langsung sekaligus menyapa dan mendengarkan aspirasi dari masyarakat.

“Kita mulai konsolidasi bersama tim yang tersebar didaerah sudah mulai satu tahun yang lalu, seperti kabupaten Ogan Ilir, kota Palembang, OKI, dan beberapa daerah lainnya sudah kita kunjungi,” Ungkap mahasiswa jurusan komunikasi Humas ini.

Dijelakan Jialyka, Dirinya maju sebagai Caleg DPD RI ini atas keinginan diri sendiri, karena tidak dipungkiri  dari keluarga sendiri terlihat berkecimpung di dunia politik,” Orang tua hanya merestui, background keluarga juga dari politik makanya timbulah ketertarikan, ini murni keinginan sendiri,’ Jelasnya.

Sementara Ketua KPU Sumsel, Asphani menyatakan, deklarasi damai ini dilakukan bersamaan dengan dimulainya musim kampanye Pemilu 2019 yang dirangkai dengan sejumlah acara lainnya seperti karnaval dan hiburan musik. ”Ada penandatangan naskah deklarasi bersama seluruh partai politik peserta pemilu serta calon anggota dewan perwakilan daerah (DPD) RI,” Katanya.

Terahir Asphani berpesan, agar menolak berita bohong atau fitnah yang akan membawa kepada permusuhan, yang utama lebih menghindari politisasi sara karena Indonesia sudah memiliki keberagaman bhineka tunggal Ika,” Sebagai orang beragama upaya sogok menyogok akan meruntuhkan nilai dan norma kita sendiri,Mudah-mudahan dapat melewati tahapan kampanye dengan damai,” Pungkasnya.(NT)

Redaksi Palembang Baru

Tinggalkan Balasan