JAKARTA, PB – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tetap optimis menyambut tahun 2023 yang dinilai penuh tantangan. Hal tersebut lantaran selama dua tahun terakhir, yakni saat masa pandemi, sektor perbankan masih dapat mencatat pertumbuhan.
Kendati demikian, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa pihaknya tetap akan berhati-hati di tengah lonjakan inflasi dan terjadinya resesi di berbagai negara.
“Tahun ini kami lihat indikator sudah membaik. Tapi kita perlu diwaspadai. Hati-hati karena memang kondisi perekonomian global yang terpengaruh, mulai dari resesi, kondisi geopolitik. Tapi kami optimis,” kata dia.
Seperti diketahui BSI sendiri mencatat kinerja positif per kuartal III-2022.Hal ini tercermin dari laba bersih yang meningkat 42% secara year on year (YoY) mencapai Rp 3,21 triliun.
Kinerja solid tersebut didukung dengan total pembiayaan yang tumbuh 22,35%, yaitu menjadi Rp199,82 triliun. Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32%, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81% dan pembiayaan gadai naik 30,15%.
Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59%.
Selain itu, BSI juga berhasil membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp245,18 triliun atau tumbuh 11,86% pada periode yang sama. Kinerja positif ini didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK.
Bahkan tabungan wadiah tumbuh melesat dan menjadi salah satu produk yang paling diminati masyarakat. Pasalnya produk perbankan syariah tersebut bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang mudah diakses. (Son)