PALEMBANG BARU, Ogan Komering Ilir – Dalam sesi debat kandidat kedua yang digelar oleh KPUD OKI, Rabu (20/6/2018) malam, Paslon Nomor urut 2 tampil meyakinkan publik. Bahkan, paslon nomor urut 1 dan 3 dibuat tak berkutik.
Paslon 2 dengan lantang menanggapi pernyataan dari paslon nomor urut 1 perihal penyusunan anggaran di Kabupaten OKI tak terlepas dari campur tangan dari pihak eksekutif dan legislatif.
“Memang diakui penyusunan anggaran ada peran eksekutif dan legislatif. Tapi tidak serta merta bertumpu pada legislatif. Sebab ada banyak suara di dalamnya. Tinggal kepala daerah yang memutuskan sebagai pengambil kebijakan,”ujar Abdi.
Begitupun untuk usulan seluruh program prioritas pemerintah, pihaknya tetap mengedepankan usulan itu agar segera ditindaklanjuti. Disisi lain, mirisnya, para anggota DPRD OKI yang mengklaim sebagai poros pemerintah justru tidak mengedepankan usulan program prioritas pemerintah.
Artinya, bukan berarti semua kebijakan berada di satu atau dua anggota dewan, melainkan 45 anggota dewan melalui voting. “Kalau pak Iskandar bilang peran legislatif lebih besar dalam menentukan kebijakan anggaran kita tukar posisi saya jadi Bupati pak Iskandar yang jadi DPR,”ujar Abdiyanto Mantan anggota DPRD OKI 3 Periode.
Sementara itu, Made Indawan yang didaulat mendampingi Abdiyanto juga memberikan pertanyaan yang menekit terhadap paslon 3. Made mempertanyakan berapa besar anggaran yang akan digunakan untuk membangun infrastruktur jalan kepada paslon nomor urut tiga, Azhari-Qomarus. Terkait pertanyaan itu, baik calon bupati maupun wakil bupati nomor urut 3 ini tidak dapat menjawab secara detail berapa besaran anggaran yang diperkirakan akan digunakan.
“Kalau mau jadi Bupati harus tau berapa APBD OKI sehingga bisa memetakan untuk infrastruktur berapa? Untuk pendidikan berapa? Begitupun untuk kesehatan kalau tidak tau bagaimana mau menjalankan program yang dijanjikan,” ungkap Made, sehingga meramaikan suasana debat yang dipimpin oleh moderator Frisca Clarissa ini.