Palembangbaru.com, PALEMBANG – Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara sesuai amanat UUD 1945. Namun, hingga usia 72 tahun kemerdekaan RI, segenap masyarakatnya masih belum mempunyai akses mengenyam dunia pendidikan formal selayaknya.
Sampai saat ini jumlah anak putus sekolah di tingkat SMA pada tahun 2017 sebesar 0,75 persen atau sekitar 2250 dari total 300 ribu siswa. Kendati jumlah tersebut turun cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2016 yang mencapai angka 1,02 persen, namun kondisi ini masih sangat memprihatinkan
Kabid SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel Bonny Syafrian mengatakan, jumlah anak putus sekolah pada tahun 2017 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2016. Pada 2017 angka putus sekolah sebesar 0,75 persen, sedangkan tahun 2016 sebesar 1,02 persen.”Walaupun persentasenya turun, jika dihitung dari total 300 ribu siswa, artinya masih ada sekitar 2250 anak di tingkat SMA yang putus sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, ada banyak faktor yang menjadi penyebab anak di tingkat SMA putus sekolah. Diantaranya faktor keluarga yang orang tuanya bercerai, masalah ekonomi dan jarak ke sekolah yang jauh. “Untuk faktor jarak sekolah yang jauh, kita membuat kebijakan agar sekolah terdekat menerima anak tersebut walaupun melebihi daya tampung. Misalnya jika dalam satu kelas menurut aturan pusat maksimal 36 siswa, jika faktor jarak sekolah lain jauh maka sekolah dekat rumahnya harus menerima. Dengan catatan anak tersebut memberikan surat keterangan tempat tinggal dari kades atau lurah,” ungkapnya.
Namun, sambung Bonny, kebijakan tersebut tidak berlaku untuk sekolah di Palembang. Pasalnya, jumlah sekolah di Palembang cukup banyak terutama sekolah swasta. “Pusat membuat aturan satu kelas tidak boleh lebih dari 36 siswa. Tapi di daerah pelosok, jarak tempuh anak menuju sekolah bisa lebih dari 7 kilometer bahkan 10 kilometer. Jadi kita mengambil kebijakan, sekolah terdekat boleh menerima melebihi daya tampung, daripada anak putus sekolah. Kebijakan kita ini juga dilaporkan ke pusat, sebagai salah satu alas an untuk menekan angka putus sekolah,” pungkasnya. (hasan basri).