PALEMBANG BARU – Merasa ada yang salah dari kegiatan Press Confrence yang digelar pemerintah Kota (Pemkot) Palembang yang dinilai belum menerapkan secara ketat SOP WHO mengenai pencegahan penyebaran Corona Virus Disiase 2019 (Covid-19) beberapa wartawan di palembang mengajukan protes kepada petugas Protokol acara.
Hal itu terjadi usai rapat laporan percepatan penanganan Covid-19 yang diadakan Pemkot Palembang di rumah dinas Walikota Palembang yang terletak di Jalan Tasik Palembang, Kamis (2/4/2020).
Dimana, saat menggelar Press Confrence terkait hasil dari rapat yang dilaksanakan, puluhan wartawan yang meliput dikumpulkan dalam satu lokasi yang berdesakan tanpa jarak.
Hal itupun sempat membuat kericuhan puluhan wartawan yang biasa bertugas di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang tersebut.
“Kami ini manusia juga, kenapa kami dikumpulkan di tempat berdesakan seperti ini, sesuai SOP WHO harus menjaga jarak minimal 1,5 meter untuk mencegah penyebaran Covid-19,” ungkap Raden salah satu Wartawan yang meliput acara tersebut
Namun sangat disayangkan salah satu petugas Protokol acara tidak terima dengan keresahan yang disampaikan wartawan tersebut.Dimana, petugas yang diketahui bernama Ade tersebut membentak dan menantang salah satu wartawan media online di Sumsel untuk keluar dari lokasi rapat.
“Biaso bae ngomong tuhh, ngapo dak ngomong dari tadi, sini kau kito keluar bae, kito selesaike diluar,” tantangnya.
Bahkan, beberapa kali Ade dan petugas lain memanggil wartawan untuk keluar dan seakan mengajak berkelahi.
“Ngapo kau jingok-jingok. Sini keluar bae,” ungkap salah pegawai protokol lain menantang wartawan.
Ade pun menantang dan menyebutkan bahwa dirinya berasal dari salah satu suku di Sumatera Selatan dan tidak takut dengan siapapun.
“Ngapo dak senang kau, aq memang pakam ingeti rai aku yo, ingetlah urusan kito pasti selesai,” sampainya.
Diakui Raden sebelumnya peristiwa tersebut dirinya meminta kepada protokol untuk mengatur jarak saat peliputan rapat tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.
“Pertama saya minta dengan salah satu petugas, untuk diatur sama seperti posisi duduk pejabat yang mengikuti rapat. Katanya dia mau laporan dulu,” ungkapnya.
Tapi saat dipanggil untuk Press Confrence, sejumlah wartawan dikumpul berdekatan dan sempat membuat resah para wartawan yang datang demi menyampaikan informasi terkait perkembangan Covid-19 di Kota Palembang.
“Kalo kita sebenarnya sudah biasa diperlakukan tidak pantas karena memang tugas kami hanya untuk mencari informasi untuk masyarakat. Tapi ini persoalannya lain ditengah kondisi pencegahan Covid-19. Apa yang kami lakukan cima untuk saling menjaga, termasuk menjaga Walikota dan para pejabat. Karena kebijakan mereka sangat penting untuk disampaikan ke masyarakat,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumsel, Jon Heri saat diberitahu mengenai hal ini menyayangkan adanya kejadian tersebut. “Kita sangat menyayangkan atas perlakuan dari petugas protokol walikota itu. Seharusnya dia menyiapkan tempat utk press conference sesuai SOP WHO. Karena kita semua tahu bahwa virus copid 19 sedang mewabah. Saya selaku Ketua SMSI Sumsel sangat mengecam perbuatan oknum itu yang menantang wartawan untuk berkelahi. Dan mengancam wartawan tersebut. Sebab perbuatannya sangat tidak mencerminkan profesional dalam melaksanakan tugas keprotokolan. Saya minta kepada wartawan yang diancam tersebut agar segera melaporkan peristiwa ini ke pihak kepolisian agar kasus ancaman ini dapat diproses secara hukum,’ ujar Jon Heri yang dihubungi via ponselnya, Kamis (2/4) malam.
Hal senada juga di katakan Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO Sumsel), Sonny Kushardian yang mengatakan sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut dan meminta Pemkot Palembang untuk dapat lebih propesional.
“Pemkot Palembang semenstinya dapat propesional karena apa yang di lakukan oknum protokol tersebut jauh dari kata Propesional dan sesuai instruksi Dewan Pers, wartawan memang diminta mengikuti serta menjalani prinsip-prinsip protokol kesehatan tentang penanganan Virus Corona agar tidak tertular Covid-19 dan Humas Protokol Pemkot Palembang seharusnya sudah mengerti akan hal ini.
Apa yang dilakukan semata-mata untuk melindungi semua wartawan termasuk Walikota dari penyebaran Covid-19. Tapi, wartawan malah dibentak dan ditantang.
“Wajar jika teman-teman mengatakan kami juga manusia. Bukan hanya pejabat yang butuh perlindungan, Tetapi Wartawan juga butuh perlindungan saat melakukan tugasnya bukan malah mendapatkan perlakuan yang kita nilai Bar-bar,” Tutupnya.
Laporan : Hotman Ferizal