PALEMBANG BARU, PALI – Pertamina EP Pendopo Field mendapatkan penghargaan bronze dalam ajang Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2022. Penghargaan PRIA 2022 tersebut dilaksanakan di Hotel Po, Semarang.
Senior Manager Pendopo Field, I Wayan Sumerta mengatakan, dalam penghargaan yang diraih untuk subkategori community based development tersebut, Pertamina Pendopo mengusung tema Geliat Uma Inovasi Selangit atau disebut Gema Si Langit. Dimana pada program ini pihaknya fokus pada aktivitas pengolahan pasca panen kopi para petani di Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas dengan menggandeng local hero setempat.
“Melalui program ini, dilakukan pengolahan biji kopi untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual kopi, mulai dari pasca panen hingga menjadi minuman kopi yang siap disajikan dan dinikmati konsumen,” ujar I Wayan Sumerta, Jumat (8/4/2022).
Dalam ajang PRIA 2022, Pertamina Pendopo berkompetisi dengan 193 perusahaan/instansi lainnya. Penghargaan PRIA merupakan komitmen PR Indonesia dalam mengapresiasi kinerja humas/public relation (PR) yang unggul dari korporasi, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
“Ajang PRIA yang diinisiasi sejak tahun 2016 ini mencerminkan pencapaian tertinggi kinerja komunikasi korporasi/organisasi, sekaligus menjadi barometer kinerja komunikasi suatu korporasi,” jelasnya.
Menurutnya, prestasi Pertamina Pendopo dalam perhelatan PRIA 2022 tersebut merupakan berkat kerja sama seluruh divisi di internal Pertamina Pendopo. “Selamat atas kerja sama seluruh divisi Pertamina Pendopo atas pencapaian penghargaan PRIA 2022. Semoga prestasi ini menjadi langkah awal dalam meraih prestasi-prestasi lainnya di kesempatan selanjutnya,” ujar Wayan.
Keberhasilan program ini selain menekankan unsur pemberdayaan para petani kopi, juga berkaitan dengan strategi pemasaran yang diusung kelompok. Strategi pemasaran yang diterapkan yaitu membuka kedai kopi sebagai wadah pemasaran dan edukasi serta menunjukkan kepada masyarakat bahwa olahan kopi lokal dapat menjadi komoditi bernilai ekonomi tinggi.
“Strategi pemasaran dan manajemen keuangan yang baik, juga menjadi langkah nyata dalam mewujudkan kemandirian kelompok. Hasilnya, omset kelompok mencapai 100 juta rupiah/bulan dan berimplikasi meningkatkan pendapatan 100 petani kopi yang terlibat di Musi Rawas,” jelasnya.(mer)