PALEMBANG BARU – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang, ke datangan tokoh-tokoh pemuda muslim dari negera Philipina dalam program Knowledge- Sharing Program for Autonoumous Region Muslim Mindanao (ARMM) of The Philippines Youth Muslim Leaders, yang tujuannya untuk mempelajari segala aktivitas dan kegiatan yang berada di SMAN 10 Palembang.
Hal itu dikatakan, Kepala SMAN 10 Palembang, Fir Azwar, saat ditemui di SMAN 10 Palembang, Rabu (21/11/18).
“Ini merupakan kunjungan yang ke dua, dalam rangka studi banding mereka terhadap kegiatan – kegiatan akademik sekolah yang mengaitkan lingkungan, masalah kependudukan, khususnya masalah reproduksi,” ungkapnya.
Dikatakan Fir, mereka juga melihat aktivitas kerohanian di SMAN 10 , kemudian melihat berbagai macam kegiatan ekstra kulikuler (ekskul), sebagai sarana pembangunan karakter siswa.
Kegiatan kerohanian di SMA 10 Ini setiap jam 6.40 WIB, dilaksanakan tadarusan di setiap kelas sebanyak 39 kelas, hari jumat membaca yasin dan setiap hari rutin melaksanakan sholat dhuha bersama, sabtu digelar Baca Tulis Al Quran(BTA).
Kemudian di SMAN 10 ini, lanjut Fir Azwar, ada Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR) yang di bina oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mungkin itu rahasianya mengapa mereka sudah dua kali berkunjung disini.
“Kiat-kiat sekolah, untuk mengatasi kenakalan remaja adalah dengan membangun karakter anak (character building program), yakni memperbanyak kegiatan ekskul disini, jadi siswa tidak punya kesempatan untuk bermain yang tidak ada manfaatnya,” terangnya.
Di tempat yang sama, Fasilitator dari BKKBN, Furqon Alfarid, menjelaskan kenapa dipilihnya SMAN 10 Palembang, karena Sekolah ini semacam laboratorium bagi BKKBN, karena bagus sekali dalam pengelolaan pendidikannya bersatu dengan pendidikan agama.
“Mungkin di Jawa juga ada beberapa, tapi ini mungkin pengaruh dari kepala sekolah dan itu sangat bagus sekali,”urainya.
Tujuan peserta pelatihan dari Tokoh pemuda Mindanao datang ke sekolah ini, karena mereka adalah tokoh remaja muslim, yakni pertama mencari formula yang pas antara pendidikan umum dan pendidikan agama harus berintegrasi, yang kedua permasalahan peningkatan narkoba disana meningkat, sehingga mereka butuh ide baru untuk menurunkan pengguna narkoba disana.
“Tanggapan mereka sangat postif sekali dan mereka minta akan menerapkan ini di negaranya,”ungkap Furqon.(NT)