Palembang, Palembangbaru.com – Pasca akan diresmikannya kantin di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Patah Palembang pada selasa besok (17/10) banyak pedagang yang mengeluh bahkan tidak menerima karena mereka harus berkemas secepatnya untuk segera menempati tempat yang baru tersebut.
Hal ini di ungkapkan Rosi Salah satu perwakilan pedagang, dirinya menyayangkan pihak Badan Layanan Umum (BLU) selaku dari pengelola tempat, karena tempat tersebut tidak sesuai dengan harapan para pedagang, dimulai dengan pintu mereka harus memasangnya dengan biaya sendiri, begitu juga listrik, sedangkan untuk pemasangan PDAM juga belum pasti, apakah harus membayar atau gratis,tapi kabarnya harus bayar setiap bulannya.
“Keadaan air disini kami belum tau untuk kedepannya apakah full 24 jam hidup, tapi biasanya kalau tidak sore,malam hari baru hidup, sedangkan kami pedagang sejak pagi sudah menggunakan air”tegasnya kepada media Palembangbaru.com, senin (16/10/2017)
Sambung Rosi, Untuk pasilitas yang lain dirinya belum mengetahui persis sedangkan ditempat yang baru nanti pihak UIN mematok biaya sewa sebesar 9 juta per tahunnya, bersama dengan pedagang lain dirinya tidak mempermasalahkan dirinya dipindahkan ketempat yang baru dengan besaran uang sewa tersebut tapi pasilitas tempat harus sesuai dengan besaran uang sewa tersebut.
“Untuk besaran sewa kami tidak keberatan asal pasilitas tempatnya sesuai dengan harga sewa,”Ujarnya.
Sebelumnya pihak pedagang telah melakukan pertemuan dengan Badan Layanan Umum (BLU), tapi BLU menyarankan untuk tempat tersebut pintunya minta langsung ke pihak UIN, karena itu tidak termasuk dalam RAP anggaran.
Menanggapi berita tersebut Rektor UIN Raden Patah Palembang Prof.Dr.HM.Siroji mengungkapakan, bahwa dirinya belum mengetahui sepenuhnya tentang keluhan para pedagang. Menurutnya, sarana air dan listrik wajib untuk disiapkan. “Saya dengar kalau listriknya nanti sistim voucer (Prabayar), nanti akan kita siapkan alirannya namun untuk pembayarannya sesuai penggunaan masing-masing,” ungkapnya.
Terkait keluhan pedagang tentang konsep bangunan yang baru, dirinya menghimbau untuk menyampaikan hal tersebut ke pihak BLU yang dalam hal ini sebagai pengelola.
“Saya dengar beberapa waktu yang lalu sudah ada pertemuan antara pihak BLU dengan pihak pedagang, saya juga belum mendapat laporan bagaimana. Saya juga mendengar misalnya soal pintu, apakah memang konsepnya seperti itu atau belun dibuatkan pintu atau bagaimana, saya masih mau cek dulu. Kalau untuk fasilitas saya memang belum mendapat kejelasan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Piahak BLU belum dapat dikonfirmasi terkait keluhan pedagang tersebut (NT)