Oleh Aat Surya Safaat
(Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia/SMSI)
Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19, sekaligus bisa menjaga stabilitas ekonominya, sehingga Presiden RI Joko Widodo pada 30 Desember 2022 resmi mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia.
Penghapusan kebijakan PPKM itu merupakan “Kado Tahun Baru 2023” bagi kalangan dunia usaha yang tentunya juga akan mendorong aktivitas wisata dan ekonomi kreatif menjadi lebih masif di Tanah Air, terlebih Indonesia termasuk negara Group of Twenty (G20) yang dalam 11 bulan berturut-turut tidak mengalami gelombang pandemi.
Tetapi karena pandemi belum berakhir sepenuhnya, Status Kedaruratan Kesehatan (Kepres 11/12 2020) tetap dipertahankan, mengikuti status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dari Badan Kesehatan Dunia WHO, sehingga Presiden pun meminta kepada seluruh masyarakat dan komponen bangsa untuk tetap berhati-hati dan waspada.
Disebutkan, memakai masker di keramaian dan ruang tertutup harus tetap dilanjutkan dan kesadaran vaksinasi terus digalakkan karena akan membantu meningkatkan imunitas dan masyarakat harus semakin mandiri dalam mencegah penularan, mendeteksi gejala, dan mencari pengobatan COVID-19.
Dalam kaitan ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta kepada para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).
Menurut Menparekraf, saat ini ada puluhan juta tenaga kerja yang berkiprah pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Mereka tersebar di seluruh Indonesia dari pramuwisata, agen travel, seniman, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga bisnis transportasi dan perhotelan.
Menteri yakin bahwa sektor parekraf mampu menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi di Tanah Air serta menyatakan optimistis sektor usaha ini akan semakin menggeliat dan maju di tahun 2023, sehingga target 4,4 juta lapangan kerja baru akan bisa dicapai pada 2024.
Sementara itu menurut data BPS yang terbit pada Oktober 2022, kunjungan wisatawan mancanegara sudah mencapai 3.92 juta dan pergerakan wsatawan nusantara mencapai 633 juta. Sedangkan di sisi ekonomi kreatif, nilai ekspornya sudah mencapai US$ 24,79 miliar atau meningkat 3,8 persen dengan nilai tambah sebesar Rp 1,236 triliun.
Naik Level
Pada pertengahan tahun 2022 media massa di Tanah Air banyak menyiarkan prestasi kinerja Menparekraf Sandiaga Uno dan jajaran Kemenparekraf yang berhasil menaikkan peringkat pariwisata Indonesia secara signifikan.
Peringkat pariwisata Indonesia kini berada di posisi 32 dari sebelumnya ranking 44. Wisata halal Indonesia juga berada di peringkat dua dunia, sementara Menparekraf telah mendapat kehormatan berbicara tentang pariwisata berkelanjutan di Majelis Umum PBB.
Sebagaimana dirilis World Economic Forum, Travel Tourism Development Index (TTDI), peringkat pariwisata Indonesia sebelumnya adalah 44. Saat ini naik 12 level sehingga berada di posisi 32, melampaui Thailand yang kerap disebut “Traveler’s Paradise” dan Malaysia yang terus mengiklankan diri dengan tagline “Malaysia Truly Asia”.
Pada posisi ini, di Asia Tenggara, Indonesia hanya kalah dari Singapura, sedangkan di Asia Pasifik, Indonesia menempati ranking delapan.
Di sisi lain, Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat dua dari 138 negara, suatu peningkatan peringkat yang signifikan setelah tahun sebelumnya berada pada urutan empat wisata halal dunia.
Secara akumulatif poin, Indonesia hanya kalah dari Malaysia yang menempati urutan pertama, namun Indonesia mengungguli negara-negara besar la…