PALEMBANG BARU – Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin sapa 800 penyuluh lintas agama PNS dan non-PNS se-Sumsel sekaligus meresmikan lima rumah ibadah serta 10 Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji (KUA) Kecamatan di Aula Asrama Haji Palembang, Rabu (31/10).
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan, bahwa agama bisa dilihat dari dua persfektif, yaitu dari sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar agama dilihat secara formal. Di sinilah akan ditemui banyak perbedaan dan keragaman, seperti dalam syariat dan tata cara beribadah. Adapun dari sisi dalam, agama dilihat dari sisi esensi atau substansi. Di sini tidak ditemukan perbedaan. Setiap agama bercita-cita untuk menegakkan keadilan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
“Ketika kita berada di tengah kemajukan, mari kita lebih mengedepankan sisi dalam agama. Di sinilah peran penting penyuluh. Penyuluh haruslah mencerahkan. Saya berharap para penyuluh agama jangan pernah punya rasa benci. Sebab agama hanya bisa disebarkan dengan rasa cinta. Nasib Indonesia yang sangat religius ada di tangan kita. Kita bisa hidup damai dan rukun seperti sekarang adalah berkat jasa para pendahulu kita. Adapun nasib anak cucu kita ke depan tergantung pada kita,” jelasnya.
Pemerintah sendiri, menurut Menteri Lukman senantiasa berusaha memberikan perhatian kepada para penyuluh agama, terutama penyuluh agama honorer atau non PNS. Ada dua upaya yang dilakukan. Pertama adalah menghilangkan kata non alias diangkat jadi PNS dan kedua meningkatkan honorarium. “Insya Allah mulai Januari 2019 ada kenaikan honorarium secara resmi yang berlaku bagi penyuluh lintas agama. Ini juga berkat perjuangan Bapak Dirjen Bimas Islam,” jelas Menteri Lukman.
Sementara, Kakanwil Kemenag Sumsel HM. Alfajri Zabidi dalam menjelaskan, Keberadaan lima rumah ibadah yang dibangun dalam satu komplek ini merupakan sebuah kebanggaan bagi warga Sumsel. Inilah simbol kerukunan, kedamaian, keharmonisan hidup beragama di Sumsel.
“Keberadaan lima rumah ibadah ini semakin menegaskan eksistensi Sumsel sebagai provinsi zero konflik. Provinsi yang bebas dari konflik umat beragama, baik intern umat beragama maupun antar umat beragama,” jelas Fajri.
Terkait upaya peningkatan layanan Kantor Urusan Agama (KUA) di provinsi Sumsel, Fajri menjelaskan bahwa saat ini Kemenag Sumsel sudah menyelesaikan pembangunan 10 gedung balai nikah dan manasik haji (KUA) yang dibangun melalui pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Selain itu, saat ini Kemenag Sumsel juga sedang membangun empat KUA SBSN yang sebentar lagi selesai pembangunannya.
“Untuk tahun depan, insya Allah di Sumsel akan dibangun tujuh gedung KUA SBSN lagi. Mudah-mudahan keberadaan gedung balai nikah dan manasik haji ini makin meningkatkan pelayanan kita terhadap masyarakat,” harap Fajri.
Senada, Gubernur Sumsel H. Herman Deru dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan sapa penyuluh, peresmian rumah ibadah, dan peresmian gedung balai nikah dan manasik haji.
“Acara ini begitu monumental. Menteri Agama punya perhatian sangat besar terhadap Sumsel, setelah tadi pagi meresmikan peletakan batu pertama pembangunan gedung B UIN Raden Fatah, sekarang menyapa penyuluh serta meresmikan rumah ibadah dan gedung balai nikah. Apalagi saya dengar Pak Menteri akan mengaktifkan kembali keberadaan P3N. Ini kabar baik bagi masyarakat, terutama yang berada di daerah-daerah terpencil, yang jauh dari KUA Kecamatan. Saya akan mengirim surat kepada bupati/walikota untuk memberikan insentif kepada P3N,” beber Deru.
Deru juga menyampaikan terima kasih kepada para penyuluh yang dinilainya memiliki peran penting dalam menjaga kondusifitas kehidupan umat beragama di Sumsel. “Pembangunan mental dan spiritual sangatlah penting. Zero konflik di provinsi Sumsel tidak terlepas dari peran penting para penyuluh dan Kementerian Agama. Terima kasih penyuluh,” tutur Deru.(NT)