PALEMBANG BARU – Gubernur Sumatera Selatan, Pangdam II/Sriwijaya, Kapolda, Ketua MUI Sumsel disertai unsur Forkopimda se Sumatera Selatan melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion dengan tema “Revitalisasi Ormas Islam dalam Menjaga Keutuhan NKRI” di Griya Agung (30/10/2018).
Dalam acara tersebut turut hadir beberapa tokoh ormas Islam dan tokoh masyarakat dan adat. Acara diawali oleh pemaparan materi dari Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Irwan. Dalam pemaparan tersebut, Pangdam mengungkapkan pentingnya revitalisasi Ormas Islam untuk meningkatkan persatuan. “Berorganisasi adalah untuk kepentingan bersama bukan kepentingan golongan. Jangan sampai terkotak-kotak, karena akan mengancam persatuan dan kesatuan NKRI”
“Kita harus kembali ke koridor Pancasila dan UUD 1945 dengan menjaga solidaritas sosial dan toleransi beragama,” tambah Jenderal bintang dua kelahiran Padang tersebut.
Senada dengan yang dituturkan Mayjen TNI Irwan dalam pemaparan, Ketua MUI Prof. Dr. Aflatun Muchtar juga menguatkan dengan beberapa pendapat. “Islam adalah mayoritas di Indonesia sehingga peran umat Islam sangat penting, termasuk ormas-ormas Islam yang ada untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam sehingga umat Islam harus bergaul dengan siapa saja sehingga melahirkan toleransi dan menghormati antar sesama manusia,” tutur Prof. Dr Aflatun Muchtar pada sesi pemaparan kedua.
Sementara Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara. Yang juga sebagai pembicara dalam paparanya mengatakan, “Indonesia sudah melengkapi syarat sebagai negara yang maju, yakni memiliki daerah yang luas, penduduk yang banyak. Hanya saja SDM yang ada perlu dikelola dengan lebih baik. Umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia jangan mau diadu domba. Jangan ada ideologi seperti Khilafah yang berniat menggantikan Pancasila karena hasilnya nanti akan seperti Syiria yang hingga kini berkutat pada konflik,” jelasnya.
Apalagi saat ini adalah tahun-tahun politik sambung Kapolda. Masyarakat jangan mau dipecah belah dengan kabar-kabar hoax yang dapat merusak persatuan di antara sesama anak bangsa.
” Jangan menggunakan black campaign, politik identitas/politisasi SARA menjelang Pemilu 2019 yang sangat rawan ancaman memecah belah persatuan, serta mari kita bersama mewaspadai potensi infiltrasi asing,” tutup Kapolda yang asli kelahiran Sumatera Selatan tersebut. (NA)