PALEMBANG BARU – Ribuan kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar longmarch ke markas Polda Sumsel. Aksi tersebut buntut dari peristiwa pembakaran bendera PDIP saat demonstrasi RUU HIP di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketua DPD PDIP Sumsel, Giri Ramanda Kiemas menjelaskan bahwa pembakaran bendera partai tersebut merupakan bentuk anarkisme sekelompok masyarakat dan kejahatan terhadap demokrasi.
Selain itu, lanjut Giri, PDIP juga merasa difitnah karena dalam video aksi pembakaran bendera terdengar teriakan “Bakar PKI”. Maka dari itu, pihaknya mendorong Polri untuk segera melakukan pengusutan dan penangkapan terhadap pelaku pembakaran dan aktor utama pembakaran bendera serta para donaturnya.
“Kami meminta aparat kepolisian segera mengusut tuntas peristiwa pembakaran bendera PDIP,” ujar Giri saat diwawancarai di depan Mapolda Sumsel, Senin (29/06/2020).
Sebagai kader partai banteng moncong putih, kata Giri, pihaknya menilai Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar dan dipermaikan.
“Kami akan selalu mendukung Polri dalam proses penyelidikan oknum pembakar bendera PDIP. Mereka sadar bahwa PDIP merupakan partai besar yang dimiliki rakyat. Kedepan, kita tidak ingin insiden serupa terjadi lagi,” kata Giri.
Sementara itu Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri yang menerima massa aksi tersebut menegaskan akan menyampaikan aspirasi dan tuntutan para kader PDIP Sumsel ke Mabes Polri.
“Kita akan sampaikan laporan tuntutan ini ke Mabes Polri karena Tempat Kejadian Peristiwa (TK) di Jakarta. Saya yakin disana (Mabes Polri) sudah dilakukan proses penyelidikan,” singkatnya.
Laporan : Dede