JAKARTA, PB – Tahun 2022 baru saja berlalu, ditandai dengan ditutupnya perdangan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Desember 2022 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr (HC) KH Ma’ruf Amin. Dengan berakhirnya perdagangan saham untuk tahun 2022 ini, sudah tentu para investor, manager investasi dan pemangku kepentinggan lainnya harus bersiap untuk menatap 2023 yang lebih challenging.
Tahun 2022 tentu bukan tahun yang mudah untuk dilalui, banyak peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2022, diantaranya: meningkatnya tensi geopolitik rusia dan ukraina, lockdown di china, terganggunya jalur distribusi global, tekanan inflasi global dan kebijakan ekonomi bank sentral amerika.
Hal itu sangat mempengaruhi keputusan investasi investor di tanah air dan investor global. Karena ada kekhawatiran investor akan dampak yang terjadi dari kondisi di atas.
Kondisi ini, membuat pemerintah Indonesia harus bekerja ekstra untuk menjaga kinerja ekonomi tetap baik dengan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi dan meningkatkan kepercayaan investor, termasuk didalamnya kebijakan moneter. Hasilnya dapat kita lihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 kucup baik yaitu >5%.
Meskipun dalam kondisi ekonomi global yang berat, Tahun 2022 ini Pasar Modal Indonesia mencatatkan kinerja yang impressive, walau sepanjang tahun indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak sangat fluktuatif dengan level terendahnya 6.768,3 dan level tertingginya 7.318.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Aceh, Thasrif Murhadi mengatakan hingga penutupan perdagangan bursa tahun 2022 IHSG berhasil mencatat kinerja yang positif, secara year to date (ytd) mengalami kenaikan sebesar 4,08%.
“Torehan ini tentu saja bukan torehan yang biasa-biasa saja dalam kondisi ekonomi global yang sangat tidak menentu seperti saat ini. Kinerja positif IHSG ini merupakan salah satu kinerja terbaik diantara bursa-bursa negara ASEAN dan juga dibanding bursa kawasan Asia Pasifik,” kata dia.
Ia menambahkan, nilai rata-rata transaksi harian Bursa Efek Indonesia pada tahun 2022 mengalami kenaikan 9,98% dibanding tahun lalu, yaitu 14,71 Triliun dengan total trading value secara year to date (ytd) sebesar 3.628 triliun. Investor asing mencatatkan net buy sebesar 60,57 Triliun, dan juga terdapat 59 emiten baru sepanjang 2022, dengan demikian total jumlah emiten yang tercatat di BEI mencapai 825 emiten.
“Market capitalisasi Pasar Modal Indonesia juga mengalami peningkatan menjadi 9.529,86 triliun atau naik 15,2% dibanding tahun sebelumnya. Disamping itu, jumlah investor di pasar modal Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 37,53% atau menjadi >10 Jt investor,” seperti dilandir dari rilis yang diterima redaksi, Senin (2/1/2023).
Kinerja positif IHSG ini ditopang oleh saham-saham sektor energi yang pada tahun 2022 ini mengalami kenaikan 100,40%, selanjutnya sektor industrial dengan kenaikan rata-rata 13,42% dan sektor kesehatan yang mengalami kenaikan rata-rata 9,46%. Seperti kita ketahui bersama, akibat ketegangan hubungan antara rusia dan ukraina menyebabkan harga beberapa komoditas mengalami peningkatan seperti coal yang naik 138,30% (ytd), nikel naik 45,01% (ytd), natural gas naik 22,23%, dan brent oil naik 5,76% sepanjang 2022. Hal ini tentu menguntungkan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil bahan tambang terbesar di dunia, tentu berimbas pula ke bursa saham Indonesia terutama emiten energi yang tercatat di BEI.
Jika dibanding dengan bursa dinegara asean lainnya tentu bursa Indonesia masih sangat menarik, hal ini dikarenakan bursa Indonesia masih dalam tahapan yang terus bertumbuh, potretnya dapat kita lihat dari data PE ratio masih tergolong rendah dibanding bursa negara asean lainnya yaitu dilevel 12,49. Kemudian, rata-rata transaksi harian di bursa Indonesia yang terus naik, saat ini berada diurutan kedua diantara negara asean yaitu sebensar USD 993,66 million dengan market kapitalisasi terbesar diasean, sebesar USD 598,69 million. Serta, jumlah perusahaan tercatat yang juga terus bertumbuh dari tahun ke tahun.
“Dengan apa yang telah kita lalui sepanjang tahun 2022 ini, dari sisi investasi bukan menjadi alasan kita untuk pesimis menyambut 2023. Dari beberapa tahun belakangan kita belajar untuk bisa survive dalam kondisi apa pun. Seperti pepatah kuno mengatakan “disetiap kesulitan, selalu ada kesempatan berharga yang dapat kita ambil,”. pungkas dia.