PALEMBANG BARU – Renny Astuti wanita kelahiran Kota Pagaralam adalah sosok perempuan, cerdas, tegas dan peduli dengan masyarakat miskin iniini y mengawali karirnya mulai dari seorang aktivis.
Renny dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan rela membela kaum perempuan yang lemah terutama masyarakat miskin, Kepeduliannya terhadap masyarakat golongan lemah ternyata sudah melekat didalam jiwa beliau semenjak duduk di bangku sekolah, hal itu dilakukannya sejak dirinya menjadi aktivis saat beliau masih duduk dibangku kuliah di tahun 90 an.
Alumni UGM jogya ini, tak segan mengeluarkan suaranya untuk menyuarakan protes terhadap kebijakan dari pemerintah, hal ini dilakukannya sejak duduk di bangku kuliah.
Banyak organisasi kemahasiswaan yang diikuti olehnya, dibalik semua organisasi tersebut, dirinya selalu muncul sebagai inisiator protes terutama mengenai kebijakaan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak ke kalangan masyarakat miskin.
Seperti ditahun era 90an dirinya pernah memperjuangkan nasib ratusan masyarakat miskin yang menuntut keadilan hak ganti rugi tanah yang diduga nilai NJOP nya tidak sesuai dibayar oleh pemerintah.
Hengkang dari dunia aktivis, Pada Tahun 1999, Reni mencoba mengawali karirnya dengan berkiprah di dunia notaris, selain berbagai perusahaan besar yang menjadi kliennya, banyak juga masyarakat yang tidak mampu, yang pernah beliau bantu dalam urusan hukum.
Tak terasa sudah lebih kurang 20 tahun dirinya berkecimpung menjadi seorang notaris, banyak sekali pengalaman yang dipetik olehnya, mulai dari kasus urusan hukum golongan atas, menengah sampai kebawah banyak sekali ditanganinya, bahkan tak jarang dirinya pernah dibayar memakai buah buahan oleh warga yang telah dibantunya,
“ada kenikmatan tersendiri ketika kita bisa membantu masyarakat miskin”,ujar ibu dari 5 orang anak ini.
Bagi sebagian masyarakat Sumatera Selatan mungkin belum banyak yang kenal dengan sosok yang satu ini, namun bagi kalangan hukum dan aktivis nama beliau sudah tidak asing lagi.
Sosok perempuan 47 tahun ini dinilai sudah waktunya membantu masyarakat miskin dengan kapasitas yang lebih besar, kali ini beliau dipercaya dan ditunjuk oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra untuk menjadi salah satu calon legislatif di senayan guna mewakili aspirasi kaum perempuan di wilayah Sumatera Selatan
Bagi Renny menjadi seorang calon DPR RI bukan bermotivasikan untuk mencari uang atau materi semata. Menurutnya, predikat menjadi seorang notaris dan bersuami seorang pejabat disalah satu BUMN di negeri ini sudah lebih dari cukup. Namun panggilan hati yang peduli dengan masyarakat miskin takkan bisa ditahan, rasa simpati di masyarakat pinggiran wilayah sumsel mendasari beliau untuk maju di DPR RI dari Dapil Sumsel 1.
“Kita bisa melihat kota Palembang mungkin tidak terpantau klu di kota ini, namun lihatlah di pesisir atau pinggiran di dusun dusun Sumsel, saya prihatin melihat hasil tani dan perkebunan mereka ternyata harganya murah, baik sawit, karet ,kelapa ataupun lainnya. Dijual tak ada harganya, lalu mereka mau makan apa, bahkan anak anak mereka mengalami gizi buruk, belum lagi mau buka usaha lain mereka tak memiliki modal, inilah yang mendasari saya harus maju dan duduk menjadi anggota DPR RI”,ungkap Renny.
Wanita kelahiran Pagar Alam ini tercatat sebagai Caleg DPR RI 2019 dari Partai Gerindra No Urut 6 Daerah Pemilihan (Dapil) Sumsel 1, Meliputi Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kota Palembang, Kota Lubuklinggau. Beliau maju sebagai calon wakil rakyat di senayan untuk mewakili kaum perempuan, dengan Program yang jelas yakni Ekonomi Kerakyatan dan Perbaikan Gizi Buruk.
“Saya gak muluk muluk, klu soal infrastruktur itu sudah banyak program pemerintah, saat ini yang masyarakat butuhkan itu adalah untuk makan, perbaikan gizi anak anaknya dan kesejahteraan ekonomi yang berpihak ke rakyat kecil”,tegas Renny.(NT)