Palembang, PB – Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kembali menjadi salah satu lumbung padi nasional masih menghadapi hambatan serius di sektor infrastruktur pertanian
Gubernur Sumsel Herman Deru menyoroti lambannya pembangunan jaringan irigasi yang membuat produktivitas padi di sejumlah daerah belum optimal.
Menurut Deru, perlu keseimbangan antara ekstensifikasi dan intensifikasi agar produksi padi dapat meningkat signifikan. Ia mengakui, program cetak sawah seluas 38 ribu hektare sudah dijalankan sesuai arahan pemerintah pusat.
Namun, upaya intensifikasi masih terhambat karena keterbatasan sistem irigasi yang memadai.
Dari total 519 ribu hektare luas baku sawah di Sumsel, irigasi teknisnya belum mencapai 100 ribu hektare,” ungkap Deru.
Deru menyoroti lambatnya penyelesaian Bendungan Tiga Dihaji, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Sumsel. Menurutnya, bendungan tersebut menjadi kunci dalam menambah pasokan air untuk jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier di daerah sentra pertanian.
“Bendungan Tiga Dihaji sudah lima kali ulang tahun tapi belum selesai juga. Padahal ini sangat penting untuk meningkatkan debit air ke sawah-sawah kita,” tegasnya.
Terpisah terkait lambatnya pembangunan bendungan Tiga Dihaji. Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII melalui Satker Bendungan Tiga Di haji menyatakan BBWSS VIII terus berkomitmen pelaksanaan di lapangan tetap berjalan, dengan progress 60%.
“Saat ini fokus pemerintah pusat pendanaan untuk kegiatan swasembada pangan diantaranya optimasi lahan, cetak sawah, normalisasi saluran saluran sekunder irigasi. Semoga dengan tuntasnya pelaksanaan pembangunan bendungan Tiga Dihaji kedepannya, lebih memantapkan supply air irigasi di wilayah Sumatera Selatan”,jelasnya.






