JAKARTA, PB – Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, peringatan Hari Pahlawan harus dimaknai dengan kondisi kekinian. Terlebih ketika Indonesia menghadapi tiga tantangan kebangsaan, yaitu bonus demografi, disrupsi berbagai aspek, dan ketidakpastian situasi global.
“Tantangan yang ditimbulkan dari kehadiran bonus demografi yakni tingginya tenaga kerja dengan pendidikan menengah ke bawah. Dan daya saing tenaga kerja yang relatif rendah,” ujar Moeldoko dalam Seminar daring Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA UT), Kamis (10/11/2022).
Menurutnya, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Kebijakan tersebut yaitu Kartu Pintar, program belajar merdeka, hingga kampus merdeka.
“Ini semua untuk mempersiapkan kehadiran bonus demografi. Banyak SDM yang bisa kita tingkatkan kualitasnya ke depan,” ucapnya.
Tantangan kedua, lanjutnya, yakni disrupsi di segala bidang, seperti teknologi informasi, kesehatan, keuangan, dan pertahanan. Moeldoko menilai disrupsi telah memunculkan pasar baru dan menggantikan berbagai hal konvensional dengan sistem sempurna.
“Perlu ide baru yang dijalankan dengan cara-cara baru untuk menyikapi ini. Kalau idenya baru, caranya masih kebiasaan lama, ya sama saja,” jelasnya.
Mantan Panglima TNI itu juga mengingatkan tantangan ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19 yang belum usai. Menurutnya, kondisi global diperburuk oleh perang Rusia dan Ukraina yang berdampak luar biasa.
“Sekarang bangsa-bangsa di dunia dihadapkan pada ancaman krisis ekonomi, energi, pangan, dan keuangan. Bagaimana dengan Indonesia, untuk saat ini kondisi kita masih relatif baik, ekonomi masih tumbuh, harga-harga terkendali, inflasi terjaga,” ujarnya.
Menghadapi tantangan tersebut, Indonesia memerlukan pemimpin yang berani bergerak dari zona nyaman, mampu memotivasi, dan berani berbeda. Hal itu karena kondisi global saat ini tidak dapat diprediksi, berubah sangat cepat, berisiko, dan banyak kejutan.
“Jika kita tidak move on, motivate, dan make difference, maka kita akan tertinggal jauh dari negara lain. Sekarang ini yang dibutuhkan kecepatan,” kata Moeldoko.