Palembangbaru.com, PALEMBANG – Permasalahan ekonomi perkotaan selalu menarik untuk menjadi pembahasan. Selain karena style masyarakat urban itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup, persoalan lainnya adalah ternyata pengentasan kemiskinan masih berjalan lambat.
Pedagang kaki lima dapat dijumpai di sudut-sudut perkotaan termasuk kota Palembang. Tidak jarang, pedagang kaki lima menjadi diskursus tersendiri bagi pemerintah, baik dari segi penataan lapak pedagangnya maupun upaya mengurangi pedagang kaki lima itu sendiri.
Seperti halnya pedagang kaki lima yang berada di kawasan Pasar Satelit Kecamatan Sako Palembang. Saat ditelusuri, ternyata tersimpan banyak cerita yang patut dikupas sebagai upaya perbaikan bagi pedagang kaki lima.
Fadil (35) salah satu pedagang kaki lima di kawasan Pasar Sako menuturkan bahwa selama ini sebagai pedagang kaki lima ia belum merasa diperhatikan oleh pemerintah Kota Palembang.
“Sejak setahun yang lalu, kami ini berdagang dengan rasa cemas karena sering diusir oleh para satpol-PP,”ungkapnya.
Ia berharap kepada Pemerintah Kota Palembang untuk memperhatikan mereka, minimal memberi rasa aman dan nyaman bagi mereka yang mencari nafkah dengan berjualan di area Pasar Satelit Sako.
“Kami ini sebagai pedagang kaki lima yang berjualan kecil-kecilan tidak berharap banyak, kalau mau ditertibkan ya minta ditata tanpa digusur, jangan sampai pas menjelang pilkada saja kami ini tidak digusur,”terang dia yang juga diamini Lina, sesama pedagang di Pasar Satelit tersebut.
“Ya kalau kemaren kami jualan sambil larian-larian dengan satpol pp, semenjak mau ada pilkada inilah tidak ada gusuran lagi,”ujar ibu 40 tahun ini.
Fadil yang sudah 8 tahun berjualan di Pasar Satelit Sako tersebut juga menambahkan, sudah sering kali ia dan rekan-rekannya digusur dan lapaknya ditahan oleh satpol PP.
“Harapan kami jangan sering digusur dan lapaknya ditahan, nanti nebusnya juga pakai uang, jangan sampai kami ini lebih besar pasak dari pada tiang,”terang Dia.
Menurunya jika mau ditata ya silahkan kami ini ditata seperti apa.
“Ditempatkan disebelah mana, karena walaupun kami ini jualan di lapak-lapak luar pasar, kami masih bayar retribusi sampah dan keamanan, jadi ya tolong diperhatikan biar kami tenang mencari nafkah,”pungkasnya.
Sementara Mularis Djahri – Syaidiana Ali (MUSI) saat blusukan di Pasar Satelit Sako memastikan tidak ada pungli lagi di pasar jika memimpin Palembang.
“Saya akan menghapuskan pungli-pungli di pasar, meskipun yang kecil kecil, yang menyusahkan para pedagang. Saya akan tegas supaya betul betul pedagang jadi nyaman, yang belanja juga nyaman, sehingga roda perekonomian di daerah kenten ini bisa berjalan dengan baik dan lancar,”tegas MD.
Terkait keluhan penggusuran dan pengusiran oleh satpol PP, pihaknya akan melihat, apakah tanah ini tanah milik pemerintah, atau tanah ini tanah PT Multi Wahana. Hal ini akan saya telusuri dan data dulu, kita tidak bisa menjawabnya sekarang,”terang paslon no urut 4 ini.
“Namun yang terpenting MUSI berkomitmen pedagang diberi kenyamanan terlebih dulu dan mudah mudahan akan saya selesaikan dengan baik,”kata pengusaha sukses ini.
Selain itu, lanjut MD, pedagang ada yang sudah baik dan belum baik. Pihaknya akan programkan pinjaman modal tanpa agunan.
“Kepada pedagang yang belum baik, kita didik, kita berikan modal supaya menambah modal pedagang, jika yang sudah baik akan kita pertahankan mereka bisa berjalan sendiri,”katanya.
Melaui 1RW4NA (1 RW 4 Wirausaha) para pedagang, UKM nanti akan pinjamkan modal maksimum Rp. 25 juta.
“Khususnya pedagang kelontong, pedagang sembako dan pedagang kaki lima akan kita berikan,”pungkas Mularis.