Palembangbaru.com, PALEMBANG – Miris di kota metropolis seperti Palembang masih terdapat sekolah dengan aktivitas pembelajaran yang tidak memiliki sarana/prasarana yang mendukung bahkan condong berbahaya bagi anak-anak yang sedang melakukan aktivitas belajar di dalamnya.
Seperti yang di alami siswa/i SD Negeri 162 Palembang yang beralamat di jalan JL. R. SUKAMTO, dimana ada sebagian ruang belajar yang lantai sekolah mulai banyak bolong dan rusak dimana-mana, sehingga menjadikan para siswa dihantui rasa ketakutan jika lantai tersebut turun kebawah sekolah.
Hal ini Pun di akui Kepala SDN 162 Palembang Farida Nurhayati, melalui wakilnya Rosnani mengatakan sekolah ini sudah berdiri dari tahun 1983, dimana awalnya bangunan sekolah masih standar papan kayu, belum lagi sekolah ini berada di atas tanah rawa, jadi mau tidak mau pembangunan sekolah harus dilakukan secara panggung. “SDN 162 Palembang berjumlah 13 kelas, dimana ada dua lokal rusak parah dan sebagian lagi kondisi lantainya mulai rusak,” ujarnya.
Dijelaskan Rosnani, kerusakan ini tidak lain lantaran usia bangunan yang sudah tak layak lagi. Untuk perbaikan gedung sekolah sejauh ini pihaknya juga sudah mengajukan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang agar segera membangun baru kelas disini.
” Memang sebagaian kelas kayu ini masih dipakai dalam aktivitas belajar, akan tetapi lantai sekolahnya sudah banyak bolong dan rusak, soalnya kayu ini sudah termakan usia, jadi diharapkan lantai kedepan bisa dijadikan lantai batu,” jelasnya.
“ Meski sudah mengajukan pembangunan, namun sampai saat ini belum ada kabar untuk terealiasasi, lantai akan semakin rusak dan aktivitas belajar bisa terhambat, Kita khawatir lantai kelas yang banyak bolong pastinya ada beberapa siswa terjatuh, lantaran kakinya masuk kedalam lantai, ” ungkapnya.
Untuk kemajuan pendidikan dan kenyamanan di sekolah, pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan perbaikan sarana dan prasarana, pastinya Disdik dan pemerintah dapat memperhatikan sekolah yang berada didekat pusat kota,” ujarnya.
Sementara itu, Siswa Yeni Yuniarti kelas 4 mengatakan dulu disini ditempati kelas 5, dan sekarang ditempati kelas 4. “Kami khawatir kak kalau lantai kayu ini rusak, bisa-bisa kami ikut nyeblos kebawah sekolah. Waktu itu ada salah satu temannya nyeblos, soalnya ada lantai yang mulai bolong,” pungkasnya (hasan basri).
.