Breaking NewsPT BUKIT ASAM

Bukit Asam (PTBA) Terus Terang soal Masa Depan Batu Bara

Jakarta, PB – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menaksir bahwa industri batu bara masih memiliki prospek cerah untuk beberapa tahun ke depan.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail meyakini hal tersebut bakal tetap terjadi di tengah tren transisi energi dan komitmen iklim untuk menurunkan emisi karbon.

“Industri batu bara diyakini masih memiliki prospek cerah untuk beberapa tahun ke depan, meski di tengah tren transisi energi dan komitmen iklim untuk menurunkan emisi karbon yang menjadi tantangan terberat,” jelas Arsal dalam laporan tahunan Bukit Asam (PTBA) 2023, dikutip Rabu (17/4/2024).

Ia menambahkan, mengacu pada Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) Indonesia, batu bara diperkirakan masih akan menjadi salah satu sumber energi utama untuk pembangkit listrik di Indonesia hingga tahun 2060.

Arsal melanjutkan, harga batu bara global di tahun 2023 yang mengalami kontraksi dibandingkan tahun sebelumnya, diproyeksikan tidak banyak berubah di tahun 2024.

Arsal menyebutkan, pada tahun 2023, kondisi pasar batu bara dunia dan nasional mengalami beberapa dinamika penting. Pertama, terjadi penurunan tajam dalam indeks harga batu bara dunia, khususnya ICE Newcastle, dibandingkan dengan tahun 2022. Fenomena ini juga terlihat pada indeks harga batu bara yang digunakan di Indonesia, seperti HBA (Harga Batu bara Acuan) dan ICI (Indonesia Coal Index), yang mengikuti tren pelemahan yang sama.

Penurunan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk perubahan dalam kebijakan energi global, peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, dan kemungkinan perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi permintaan batu bara.

Di sisi lain, secara supply-demand, Indonesia tetap menjadi negara eksportir batu bara nomor satu di dunia. Hal ini menunjukkan, lanjutnya, bahwa meskipun ada penurunan harga, posisi Indonesia dalam pasar batu bara global tetap kuat.

Selanjutnya, pertumbuhan produksi batu bara di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun 2022. Peningkatan ini menandakan bahwa sektor batu bara Indonesia masih memiliki kapasitas produksi yang besar dan mampu memenuhi permintaan, baik domestik maupun internasional.

“Secara keseluruhan, walaupun terjadi penurunan harga di pasar global, kekuatan Indonesia sebagai eksportir utama dan peningkatan produksi menjadi faktor penting yang membentuk kondisi pasar batu bara di tahun 2023,” imbuh Arsal.(**)

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan