PALEMBANG BARU – Puluhan pelajar SMA dan SMK dari Palembang, OKI dan Banyuasin diamankan aparat kepolisian saat hendak menggelar aksi di bundaran air mancur Masjid Agung Palembang.
Dari pantauan di lapangan, aparat kepolisian menyinsir beberapa lokasi yang diduga menjadi tempat titik kumpul dan persembunyian pelajar yang akan berdemo, diantaranya kawasan Sayangan, Sudirman dan Kambang Iwak dan diseputaran Masjid Agung Palembang.
Saat ditanya alasan para pelajar menggelar aksi tanpa izin, Frenky, pelajar SMA Utama Bakhti mengaku hanya ikut karena diajak temannya setelah pulang kesekolah..
“Dak tau kak kami pas balik sekolah di ajak kawan, katonya nak demo, laju meloklah kami,” ujar Frenky di Pos Polisi Jembatan Ampera, Kamis (26/9/2019).
Selain itu, pelajar lainnya dari SMK 3 Palembang, Sanjaya mengaku, tidak mengetahui jika akan diajak ikut aksi demo, ia hanya pulang dari sekolah bersama satu rekannya dan tiba-tiba dihadang satu orang siswa sekolah lain dan diajak ke suatu tempat.
“Tadi abis pulang sekolah kak ketemu siswa sekolah lain minta anter ke Kambang Iwak atau air mancur, saya lupa. Terus dia naik angkot mau pulang, eh tau-tau diajak nya ke Kambang Iwak dan di stop polisi,” katanya.
Atas peristiwa ini, pihak sekolah dari siswa ini terlihat berdatangan untuk mengecek siswanya yang terjaring razia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Widodo menjelaskan, sebenarnya Kepala Sekolah sudah diingatkan saat subuh jika siswa bakal turun aksi demo hari ini. Akan tetapi pesan tersebut bobol dan beberapa siswa tetap kesini.
“Saya himbau kepala sekolah dan wali murid yang ada terjaring disini harap jemput anaknya. Kepada guru dan orang tua tolong berikan edukasi kepada siswa SMA ini kalau belum saatnya mereka untuk melakukan aksi demo seperti mahasiswa kemarin,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah mengatakan, para pelajar tersebut terpancing isu melalui pesan whatsapp. Bahwa akan ada demo yang digelar oleh para siswa di Sumsel dilakukan di BAM Palembang hari ini.
“Kalau dilihat dari HP yang mereka bawa. Ada group WhatsApp yang bernama Hidup Bersatu melawan DPR,” ungkapnya.
Lanjutnya, seluruh pelajar yang diamankan ini sudah dilakukan pendataan dengan memanggil kepala dinas pendidikan, kepala sekolah dan orang tuanya sudah dipanggil untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.
“Kepada kepala sekolah dan orang tua untuk menghimbau kepada anaknya agar tidak terprovokasi untuk melakukan hal hal tidak terpuji apalagi melakukan akan demonstrasi,” tandasnya.
Laporan : Dede