OPINI

Ajuan Perdamaian Ditolak, Ario dan Fuji Habisi Penjaga Malam Depot

PALEMBANG, penasumatera.co.id – Merasa tersinggung karena pengajuan perdamaian adiknya ditolak korban, dua warga warga Jalan TPA II Dusun VII Desa Tanjung Baru Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara Enim, Ario Deni (24) dan Fuji Zurnami (22) tega menghabisi nyawa Martono (43) warga Jalan Jepang Desa Solok Betutu RT 33 RW 07 Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati, hingga mengalami luka bacok dibagian kepala belakang, siku tangan kiri, bahu kanan, kaki kiri dan luka tusuk di dada kiri tidak jauh dari rumah korban pada Selasa (8/8) malam. Akibatnya, kedua tersangka harus berurusan dengan penyidik Reskrim Polresta Palembang.

Penangkapan terhadap tersangka dipimpin langsung Kanit Pidum Polresta, AKP Robert Perdamaian Sihombing SH di rumahnya masing-masing.

“Belum 1X24 Jam, kami sudah mengambil langkah untuk menyelidiki keberadaan tersangja. Saat kami gerbek dirumah mereka, memang sedang tidak ada di rumah. Lalu kami mengambil tindakan persuasif dengan orang tuanya, agar tidak terjadi apa-apa jikalau menyerahkan anaknya untuk mengikuti proses hukum. Alhasil, orang tuanya bisa diajak kerjasama, keduanya berhasil kami amankan,” jelas Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara SIk SH MH didampingi Kanit Pidum, AKP Robert Perdamaian Sihombing SH kepada wartawan penasumatera.co.id, Rabu (9/8).

Penjaga Depot Pasir Tewas Dibantai

Dikatakan Yon, kejadian ini bermotif sakit hati karena korban menolak berdamai, setelah adik tersangka mencuri tabung gas elpiji milik korban beberapa waktu lalu.

“Kemungkinan besar tersangka tersinggung, mereka menghabisi korban dengan berpura-pura bertamu. Ketika dibukakan pintu, tersangka membacok korban dengan pedang. Ketika korban berusaha menyelamatkan diri, keduanya masih terus mengejar. Hingga pada waktu korban tersungkur, mereka pun tetap menghujani tubuhnya,” papar bapak berpangkat melati satu itu.

Sementara, tersangka Ario Deni mengaku kesal dengan tersangka, karena menolak perdamaian yang dilayangkan keluarganya.

“Semula dia (korban_red) may menerima perdamaian kami. Entah kenapa dia berubah pikiran. Perdamaian kami ditolaknya,” jelas Ario saat dibincangi di ruang piket reskrim.

Diceritakan Ario, masalah ini berawal saat adik saya mencuri tabung gas elpiji miliknya. Mengetahui itu, saya berusaha mendamaikan dengan menyarankan anggota keluarga yang lain mendatangi rumah korban.

“Saat itu, keluarga saya yang mendatangi rumah korban. Setelah berbincang, mereka (korban_red) menolak pengajuan kami. Mengetahui itu, saya menemui Fuji di rumahnya. Kami sempat jalan-jalan dan ngobrol di sungai jangkit. Tidak lama, saya pamit pulang untuk mengambil pedang, sementara Fuji sudah membawa pisau dipinggangnya,” ujar Ario.

Ditambahkan Fuji, dirinya tidak kuasa menolak permintaan Ario, karena dirinya pernah juga ditolong Ario saat terjadi perkelahian.

“Saya tidak bisa menolaknya pak. Ketika dia butuh bantuan saya, disaat itulah terpikir untuk membalasnya. Saya malam itu mengetuk rumah korban dan ketika dia membuka pintu, saya langsung membacoknya dengan pedang yang dibawa Ario. Korban sempat memeluk saya namun ternyata dia mencoba kabur, lalu kami pun mengejarnya. Saya dan Ario bertukar senjata, Ario membawa pedang saya tadi dan saya memegang pisau. Disaat itulah kami membacok dan menusuknya,” tandas tersangka Fuji.

Tersangka Fuji juga membantah kalau telah mematahkan tangan korban.

“Tangannya tidak kami patahi pak. Mungkin penyebabnya dia terjatuh saat kami kejar pak,” urainya. (agustin selfy)

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan