PALEMBANG, PB – Berbagai upaya gencar dilakukan Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam menumbuhkan sikap kemandirian generasi muda kedepannya.
Seperti halnya mendorong setiap sekoah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menjadikan anak didiknya berjiwa produktif.
“Bicara soal produktifitas, saya ingin agar ada keselarasan antara kegiatan di sekolah dan program pemerintah. Saya harapkan sekolah membuat suatu kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap kemandirian siswanya sehingga nantinya siswa ini dapat menjadi generasi produktif yang mampu bersaing,” kata Herman Deru ketika menghadiri Pengukuhan Peserta Didik Baru dan Peluncuran Program Kelas Tahfidz SMA Negeri 6 Palembang, Sabtu (13/8).
Salah satunya yakni menggeliatkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). Dimana, menurut Herman Deru, sebagai provinsi lumbung pangan, sudah selayaknya GSMP tersebut dilakukan juga di sekolah-sekolah sehingga hal tersebut dapat memantik produktifitas anak didik.
“GSMP ini misalnya. Gerakan tersebut juga bisa diterapkan di sekolah. Karena memang gerakan tersebut berdampak baik bagi ekonomi kita. Ini menjadi upaya kita untuk mengubah pola pikir dari pembeli menjadi penghasil sejak dini,” paparnya.
Cara itu, sambungnya, tentu tidak akan mengganggu pendidikan wajib yang ada di sekolah.
“Kegiatan produktif ini dapat menjadi ekstrakurikuler di sekolah sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar,” terangnya.
Dia menyebut, upaya itu mutlak dilakukan sehingga generasi penerus dapat lebih siap bersaing.
“Apalagi tahun 2045 kita mendapatkan bonus demografi. Sebab itu, tanamkan kemandirian sejak dini karena mereka (siswa) ini akan menghadapi persaingan yang lebih ketat,” bebernya.
Selain itu, dia menyarankan, agar pihak sekolah juga membuat terobosan lain untuk siswa siswinya seperti bertukar sekolah.
Hal itu bertujuan, agar siswa siswi tersebut dapat lebih memahami kelebihan dan kekurangan di sekolahnya masing-masing.
“Kegiatan itu, tentu akan membawa perubahan. Langkah tersebut akan membuat siswa paham apa kelebihan dan kekurangan sekolahnya masing-masing. Dimana yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Nantinya, ketika siswa ini menjadi pemimpin tentu akan lebih sensitif dalam membangun daerahnya,” jelasnya.
“Hal ini merupakan salah satu upaya untuk membangun karakter siswa siswi sejak dini,” pungkasnya. (**)