PALEMBANG BARU, PALEMBANG – Rektor Unversitas IBA Palembang, Dr. Tarech Rasyid, M.Si, mengungkapkan, seniman tetap bisa memanfaatkan ruang-ruang untuk berkreasi meskipun ada kendala-kendala dalam mengekspresikan dalam karya karya seninya, di masa pandemi seperti ini.
“Dimana ada keterbatasan ruang kesenian seperti gedung kesenian dan sebagainya. Meskipun ada keterbatasan-keterbatasan itu, saya lihat seniman di palembang mencari alternatif untuk mengekspresikan karya-karyanya ke publik,” ungkap Tarech dalam acara buka bersama seniman Palembang yang digelar Dewan Kesenian Palembang (DKP), di Guns Cafe Palembang, Ahad (02/05/2021).
Para seniman, menurut Tarech harus tetap mengisi ruang-ruang publik untuk mendialogkan karya-karya mereka. Di sisi lain, pada era digital yang saat ini sedang di dera Pandemi Covid-19, para seniman harus bisa memanfaatkan teknologi untuk mengekspresikan karyanya.
“Ini artinya temen-temen seniman juga melihat keterbatasan, juga ada alternatif lain dengan menggunakan kemampuan meng-create karya-karyanya dengan teknologi informasi itu,” tegas Tarech.
Lebih lanjut pegiat kebudayaan di Sumsel ini menegaskan, di satu sisi seniman menghadapi situasi pandemi. Namun dalam konteks hari ini, situasi Pandemi tidak harus membatasi seniman untuk berkarya, tetapi justru menuntut para seniman untuk akrab dengan dunia teknologi.
Setelah para seniman menguasai alat teknologi, harus bisa menggunakan alat teknologi itu, untuk mengekspresikan karyanya, baik melalui website, blog, media sosial, You Tube, podcast, dan lainnya.
“Ini artinya mereka melakukan eksplorasi terhadap ruang-ruang berkesenian. Saya kira teman teman seniman tetap berkreasi meskipun ada batasan-batasan,” ungkapnya.
Melalui alat teknologi ini, karya seniman dapat terpublikasi, bukan hanya di Palembang, tetapi di kancah nasional bahkan internasional.
Tarech menambahkan, para seniman bisa memperkenalkan atau berdialog dengan publik yang lebih luas melalui teknologi, sehingga karya seniman bisa dinikmati walaupun menggunakan media sosial.
“Saya kira itu perlu dan kemudian teman-teman seniman tetap wajib mengasah karyanya yang lebih bermutu supaya bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, M Iqbal Rudianto, SE, Ketua DKP menjelaskan, kegiatan bukber dimaksudkan untuk menjalin silahturahmi antar Seniman dan Dewan Pengurus Kesenian Palembang.
“Kegiatan silahturahmi dan buka bersama ini, sekaligus bincang-bincang seni,” jelasnya.
Didit—panggilan akrab M Iqbal Rudianto—mengharapkan, dari hasil dari bincang-bincang seni ini dapat menginspirasi para seniman di Kota Palembang. Sebab menurut Didit para pelaku seni memiliki banyak potensi karya yang ada di komunitasnya masing-masing.
Lebih lanjut Didit mengatakan melalui kegiatan bukber ini, para pelaku seni di Palembang tetap bisa bersinergi dengan banyak pihak terutama pelaku seni itu sendiri. “Selain itu kami berharap para seniman di Palembang untuk tetap bisa bersinergi terutama dengan Pemerintah yang merupakan mitra kami,” tambahnya.
Di masa Pandemi, Didit menyebutkan DKP selama ini sudah mencoba mengembangkan pola-pola baru untuk memaksimalkan karya para seniman, sembari menyesuaikan kondisi Pandemi dan dengan karya seni para seniman di Palembang.
Hadir dalam acara itu, selain para seniman di Palembang, juga jajaran pengurus DKP dari
6 komite (Komite Tari, Sastra, Film, Seni Musik dan Seni Rupa).