PALEMBANG BARU, SEKAYU – Kepengurusan Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Musi Banyuasin periode 2021-2026 yang terdiri dari 43 jurnalis resmi dikukuhkan. Pengukuhan tersebut ditandakan dengan diserahkannya bendera pataka dari Ketua Umum IWO Sumatera Selatan, Sonny Kushardian terhadap Ketua IWO Muba, Riyan Syahputera.
Ketua Umum Pimpinan Pusat IWO, Jodhi Yudhono mengatakan, terhadap rekan-rekan wartawan yang telah dikukuhkan dalam kepengurusan IWO Muba agar menjalankan profesi dengan amanah, karena tugas seorang wartawan dinilai berat.
“Wartawan mengemban tugas yang berat karena mewarisi tugas-tugas kenabian sebagai penyampai pesan. Profesi wartawan harus menyampaikan kebenaran bukan kebohongan,” ujar Jhodi disela pengukuhan IWO Muba di Auditorium Pemkab Muba, Selasa (30/3/2021).
Menurut Jhodi, jalan kebaikan akan membawa negara ini menjadi baik, begitu juga sebaliknya jalan yang sesat akan menyengsarakan negara. “Jalan yang ditempuh IWO adalah jalan kebenaran, jalan sesuai kode etik. Teman-teman jurnalis bisa menulis apa saja namun juga memiliki tanggung jawab yang luar biasa karena tulisan hitam dan putih menentukan nasib bangsa ini,” jelasnya.
Saat ini, kata Jhodi, kepengurusan IWO sudah tersebar di seluruh Indonesia, tepatnya 22 provinsi dan lebih dari 80 kabupaten/kota. Maka dari itu jagalah Marwah bangsa ini.
“Organisasi yang kita dirikan ini untuk menegakan jurnalisme yang baik tanpa bersandar pada siapapun. IWO murni mandiri hingga sebesar ini. Jadi jaga spirit ini untuk membangun keberadaban manusia,” ucap Jhodi.
Sementara itu Bupati Muba, Dodi Reza Alex yang hadir dalam pengukuhan IWO Muba meyakini bahwa profesi wartwan adalah profesi yang mulia. “Jika saya tidak yakin pasti saya wakilkan kehadiran saya di kegiatan ini, karena banyak yang keberatan jika saya hadiri acara ini. Namun, sebagai Kepala Daerah saya konsisten akan tetap melindungi dan mendukung IWO Muba,” ujarnya.
Dodi juga sepakat terhadap tugas wartawan merupakan tugas yang berat, karena seorang wartawan juga dituntut untuk menjadi insan pers yang menjaga keadaban, tindak tanduk serta sopan santun.
“Dalam menyampaikan berita harus lugas namun tetap menjaga keadaban. Apalagi keadaban dan sopan santun saat ini sudah dicampuri dengan bullying, banyak kata yang tidak sopan sehingga kita sebagai pembaca menjadi sedih dan prihatin. Kita harus reformasi dan koreksi agar ada sopan santun dan keberadaban dalam pemberitaan. Jangan buat judul provokatif dan menyedihkan,” tambahnya.
Dengan telah dikukuhkannya IWO Muba, Dodi meyakini mulai saat ini akan menjunjung tinggi keadaban online, sehingga dapat membawa nama organisasi wartawan online mendapat kepercayaan dari masyarakat.
“Saya minta IWO Muba bekerja secara profesional, jangan menjadi hakim di lapangan karena ada kode etik yang hrus dijunjung tinggi sehingga IWO ini dapat dihormati,” katanya.