PALEMBANG BARU – Ratusan massa gabungan dari Aktivis Sumsel Bersatu (ASB) dan Pemuda Pancasila (PP) menggelar demo di kantor BPJS Palembang dan menuntut agar BPJS dibubarkan karena tidak sesuai dengan cita cita awalnya yakni sosial untuk kesehatan, Rabu (11/12/2019).
Bahkan salah satu pengunjuk rasa dari ASB, Umar Abas dalam orasinya mengatakan jika BPJS tidak berpihak kepada rakyat, pelayanan melalui BPJS juga tidak maksimal.
“Bahkan kemarin ada pasien selama 12 jam terlantar di RSMH karena menggunakan BPJS. Bubarkan BPJS dan realisasikan UUD kita, kesehatan milik masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Ketua PP Palembang Nursyamsu dan sekretaris Heri Suyetno, menuturkan jika pihaknya melihat apa yang dicanangkan dan diatur BPJS melanggar UU 45 dan Pancasila.
“Dari tahun awal mengalami defisit, kenapa masih dilanjutkan. Suntikan negara 23 triliun lebih hingga akhir ini. Ini sebuah hal yang aneh, tak masuk akal ketika defisit malah melakukan rekrut kolektor yang diberikan 20 persen dari hasil tagihan. Seakan akan seperti lising kesehatan bukan lembaga atau asuransi sosial kesehatan,” ungkapnya.
“BPJS itu dalam amanahnya adalah jaminan kesehatan bentuknya sosial bukan asuransi. BPJS bukan lising yang akan ada kolektor menagih, bahkan tak bisa mengurus apa apa seperti KTP, NPWP 7 dan lainnya jika belum lunas, ini tidak manusiawi namanya,” tambahnya.
Hal serupa juga disampaikan anggota ASB lainnya Rubi Indarta, dimana menurutnya BPJS tidak sesuai dengan cita cita awal yakni sosial, maka sudah saatnya dibubarkan. “Orang Indonesia bersifat sosial, jika tak sama pergi saja dari Indonesia ini. Bubarkan BPJS sekarang juga, usir pimpinan BPJS dari Palembang ini,” tegasnya.
Pantauan dilapangan, ratusan massa ASB dan PP akhirnya diterima pihak BPJS Palembang dengan perwakilan 15 orang guna berdiskusi dan menyampaikan segala bentuk keluhan. Dari pihak ASB juga tampak terlihat ketua presediumnya Rudi Pangaribuan, sekretaris Charma serta puluhan anggota lainnya seperti Arya, Syarifuddin.
Laporan : Hotman Ferizal