PALEMBANG BARU, JAKARTA – Saat ini perusahaan penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menilai bisnis potensi pasar artificial intelligence (AI) di Indonesia cukup berpotensi walau sangat terbatas.
Direktur MTDL, Randy Kartadinata menjelaskan, salah satu keterbatasannya adalah, sistem otomasi pada sistem AI berpeluang mencabut pekerjaan manusia. “Upah tenaga kerja di Indonesia saat ini tidak terlalu tinggi sehingga hal itu menambah keterbatasan bergerak ke arah sistem otomasi,” jelas Randy dikutip dari kontan.co.id, Senin (15/7).
MTDL sendiri saat ini memiliki sistem AI pada fitur costumer service berupa chat robot atau chatbot yang membantu menjawab pertanyaan pelanggan tanpa memerlukan keterlibatan manusia.
Selain itu, MTDL juga tengah mengembangkan sistem menganalisa perilaku dan kebiasaan manusia bersifat prediktif analitis dalam Data Science as a Service.
“Kami dapat mengolah data dan hasilnya dapat digunakan untuk memprediksi masa depan. Hal paling sederhana adalah melihat pola belanja, sehingga barang yang ditawarkan dalam iklan bersifat personal pada pelanggan,” lanjut Randy.
Data Science as a Service ke depannya akan dipasarkan secara compatible atau disesuaikan penggunaannya dengan perusahaan tertentu.
Di sisi lain, anak MTDL, yakni PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), juga telah bekerja sama dengan Intel Corporation mendukung para developer lokal Indonesia dalam mengembangkan solusi terpadu Internet of Things (IoT) sejak awal tahun.
Dari sini, MTDL ke depannya akan memasarkan video analitik yang dapat mendeteksi wajah hingga aroma serta bau. Anak perusahaan MTDL, yakni PT Synnex Metrodata Indonesia telah bekerjasama dengan Intel Corp, meluncurkan Artificial Intelligence of Things (AIoT) dengan memulai Kompetisi OpenVINO yang terbuka bagi para developer lokal.
“Kemudahan dan efisiensi ini tentu ditunjukan untuk keperluan bisnis dan pelanggan kami,” ujar Randy.
Senada, Presiden of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyebut keberadaan kecerdasan buatan alias AI, meningkatkan produktifitas dan pengalaman pelanggan.
“AI memiliki kemampuan machine learning, sehingga dapat memberi benefit. Saya pikir, AI saat ini memegang peranan penting baik di masa kini apalagi di masa mendatang,” jelas Ridzki saat ditemui dalam perhelatan Selular Congress 2019 yang berlangsung di Grand Sherraton Hotel, Gandaria City, Jakarta, Senin (15/7).
Ridzki menambahkan, kecerdasan buatan yang baik adalah yang bersifat customer oriented. Dengan begitu, Ridzki berkata Grab Indonesia masih akan fokus memaksimalkan machine learning dalam aplikasi Grab untuk menelusuri pola pesanan, lokasi, hingga hobi pelanggan.
“Yang terpenting adalah to give as a package of solutions. Tak menutup kemungkinan kami akan menjajal kecerdasan buatan di dalam health care, selain costumer service,” pungkas Ridzki. (**)