PALEMBANG BARU – Saat ini, konsumsi gula masyarakat Indonesia masih terbilang cukup tinggi, dimana 29,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi WHO, yaitu maksimal 50 gram per hari.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai gula tersembunyi yang terkandung dalam hampir seluruh makanan dan minuman, meski tidak manis sekalipun.
Keberadaan gula tersembunyi ini harus diwaspadai dan disikapi dengan bijak karena berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Dan untuk memahami permasalahan tersebut, Pepsodent bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) kembali menggelar agenda tahunan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) dengan tema “Lindungi Kesehatan Gigi Keluarga dari Risiko Gula Tersembunyi”.
Mirza Roesli l, Head Of Oral Care Pt Unilever Indonesia Tbk. Menjelaskan, “Sejak tahun 2010, Pepsodent,PDGI dan AFDOKGI memiliki komitmen berkelanjutan untuk menedukasi, memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut,”ujarnya.
Ditambahkan Mirza setiap tahun pihaknya selalu mengangkat berbagai tema menarik dan terkini.
” Tahun ini kita mengambil tema “Resiko gula tersembunyi terhadap kesehatan higi dan mulut karena ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa makanan yang tidak manis sekalipun masih bisa mengandung gula penyebab gigi berlubang,”lanjutnya.
Hal senada juga di benarkan dr.Diana F.Suganda,M.Kes,SpGK selaku spesialis gizi klinik yang mengatakan selama ini masyarakat sering tidak menyadari bahwa kosumsi gula sehari ternyata layaknya gunung es.
“Makanan yang bercitra rasa manis hanya sebagian kecil dari gula yang kita kosumsi, di kuar itu faktanya begitu banyak makanan dan minuman yang tidak manis namun mengandung gula tersembunyi yang dapat menimbulkan resiko kesehatan, termasuk gigi berlubang,” tutupnya.
Ditempat yang sama Rektor Universitas Sriwijaya, Annis Sagaf, Sangat menyambut baik kegiatan yang digelar oleh Kementrian Kesehatan RI yang bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan semua asosiasi dokter gigi unsri.
“Saya sangat apresiasi kegiatan ini, karena dikaitkan dengan dies natalis unsri yang ke 56 tahun, mudah mudahan masyarakat akan kecil sekali terkena penyakit gigi,” Ucapnya.
Dari pantauan media kegiatan ini juga melibatkan puluhan anak TK untuk mengikuti sikat gigi masal yang di bimbing langsung oleh mahasiswi kedokteran Universitas Sriwijaya. (NT)