PALEMBANG BARU – Adanya pro dan kontra penolakan kedatangan Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet di Palembang nantinya, Ketua Presidum Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Sumsel, Charma Aprianto angkat bicara.
Pasalnya, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang akan dilaksananakan pada tanggal 1 September 2018 di The Zuri Hotel oleh beberapa Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Ormas di Sumsel menuai pro dan kontra.
Diungkapkan Charma Aprianto, bahwa kegiatan FGD pada 1 September nantinya akan tetap berjalan sesuai yang telah direncanakan
“kegiatan itu tetap berjalan. Disana Rocky Gerung dan Ratna Sarumpaet sebagai narasumber, serta ada juga Narasumber lokal, diantaranya Bagindo Togar, Renny Astuti dan Yandes Efriadi,” ujar Charma kepada Media, Kamis (30/08) di Warung Pak Umar Amaris Hotel.
Terkait hal tersebut, Charma juga mengatakan, GSI Sumsel bersama 11 ormas Sumsel menyikapi hal tersebut dengan biasa.
Menurutnya, republik ini kita harus menyikapi sikap demokrasi dan berbagai dinamika.
“Pastinya sebagai warga Sumsel serta kota Palembang selaku tuan rumah Asian Games, kami dari GSI mengharapkan semuanya tetap aman dan kondusif, lagi pula FGD yang kami laksanakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan pemilu hastag 2019 ganti presiden,” jelasnya.
Masih dikatakannya, secara tema kegiatan tersebut murni menyongsong Indonesia bangkit dengan mengembalikan kehidupan berbangsa dan bernegara kepada pancasila dan UUD 1945 yang sebenarnya.
“Ini siftnya FGD, jadi kita tidak mendukung dari pihak manapun, yang jadi masalah jika kami mendatangkan Ratna sarumpat di suatu forum makanya mereka menganggap anti NKRI, padahal ketua umum GSI ingin mengembalikan semangat kebangkitan indoneaia dalam ranah pancasila dan uud 1945, tidak ada itu 2019 ganti presiden,” jelasnya
Charma juga menegaskan tentang pernyataan Kapolda terkait kedatangan Ratna Sarumpat, menurutnya hal tersebut merasa berlebihan.
Ia mengatakan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat hukum bahwa acara ini tidak ada kaitannya dengan 2019 ganti Presiden.
“Ini murni FGD, dan hadir juga pengamat politik. Secara lisan, kita sudah berkoordinasi tapi tertulis belum, karena tidak ada yang minta izin kepolisi, karena ini acara FGD kecuali deklarasi. Kita juga belum deklarasi dukungan, karena memang belum masuk jadwal kampanye. Justru yqng beredar jokowi tetap presiden itu sudah kampanye duluan, tapi kami tidak kampanye, jika yang ada mengatakan kami kampanye itu salah besar,” ujarnya.
Tak hanya itu, Charma juga menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut telah diantisipasi dengan mensortir peserta, akan dilakukan juga pelaporan nama-nama peserta kepada aparat hukum
“Disitu, peserta tidak sembarangan masuk, wartawan pun harus memakai id card yang sudah kita siapkan, dan acaranya pun kita tayangkan secara live striming melalui tv, jadi ini betul betul acara yang sifatnya kebangsaan, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan, sebagai anak bangsa saya berharap tidak akan pernah terjadi keributan apa apa, jadi jangan berlebihan, walaupun ada pihak pihak yang berlebihan berarti mereka anti pancasila yang memancing keributan, kami tidak akan terpancing keributan,” tutupnya. (NT)