PALEMBANG BARU – Puncak musim kemarau yang jatuh pada bulan Agustus-September diyakini tak akan mengganggu kinerja pasokan listrik di wilayah Sumatera Selatan. Jaminan itu disampaikan oleh Daryono, general menejer PT. PLN wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu pada wartawan.
” Kemarau sepertinya tidak akan berdampak pada sistem pembangkit di daerah ini,” kata Daryono, Kamis, 19 Juli 2018. Menurut Daryono, sebagian besar pembangkit di daerah ini tidak menggunakan air sebagai penggerak turbin melainkan mengandalkan batu bara dan juga gas.
Hal itu dapat dilihat dari sistem pembangkit yang ada di Tanjung Enim. Di daerah tersebut, turbin digerakkan oleh Batu Bara yang di suplai langsung oleh PT. Bukit Asam sebagai salah satu produsen terbesar di Indonesia.
Manajer Bidang Distribusi PT. PLN WS2JB Abdul Haris menerangkan beban puncak total Sumatera Selatan dari tahun 2010 hingga 2018 meningkat 23,76 persen atau sebesar 325,76 MW. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan Daya Mampu Pembangkit di Sumatera Selatan, sebesar 24,35 persen, yakni pada tahun 2010 sebesar 825 MW menjadi 1.406 MW pada tahun 2018.
Beban puncak Sumatera Selatan sebesar 817 MW dengan kesiapan pembangkitan sebesar 1.406 MW, sehingga ada cadangan sebesar 589 MW. Sedangkan sistem Palembang disuplai oleh jaringan 150 KV dan 70 KV dengan daya mampu pembangkit 821,8 MW serta beban puncak 52 MW, sehingga terdapat cadangan daya sebesar 309,8 MW.
Sebagian besar kabupaten dan kota di Sumatera Selatan mulai masuk musim kemarau. Palembang sebagai tuan rumah Asian Games dalam beberapa hari ini termasuk daerah Hari Tanpa Hujan (HTH). Menurut Nandang Pangaribowo, Kasie observasi dan informasi BMKG Kenten, puncak musim kemarau di wilayah Sumsel diperkirakan akan terjadi pada Bulan Agustus-September 2018. “Hampir di seluruh Kabupaten dan Kota Sudah masuk Awal Musim Kemarau,” katanya.
Menurut Nandang, data HTH yang digunakan update terakhir 10 Juli 2018. Data tersebut akan terus diperbaharui setiap harinya. Berdasar data yang dia kumpulkan, daerah yang sudah masuk Awal musim kemarau meliputi kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Sebagian Ogan ilir (OI), Sebagian Ogan Komering Ilir (OKI), Sebagian Muara Enim, sebagian Lahat dan sebagian Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Hal tersebut katanya sesuai Prediksi dari BMKG bahwa Sumsel akan Memasuki Awal Musim Kemarau di Bulan Juni-Juli. (**)