PALEMBANG BARU – Durian yang terkenal dengan buahnya yang enak ternyata kulit durian yang dahulunya biasa dibuang dan menjadi pencemaran lingkungan rupanya bisa dimanfaatkan. Di tangan lima mahasiswa Fakultas Kedokteran jurusan Pendidikan Dokter Unsri ini, kulit durian ternyata bisa dimanfaatkan menjadi karbon aktif untuk penyaring limbah. Kelima mahasiswa Unsri semester dua ini adalah Haidar Ali, Kaima Ishmata Rianti, m Muhammad Ihsan, Arini Jati dan Siti Hasnah.
Menurut mereka, awal terciptanya ide kreatif ini setelah kerap melihat tumpukkan kulit durian yang sering kali dibuang dan menjadi limbah durian yang tidak termanfaatkan. “Padahal kota Palembang adalah salah satu pasar konsumen durian terbesar di Sumatera. sehingga jumlah sampah kulit durian semakin meningkat ” ujar Haidar selaku ketua kelompok.
Selain itu sebagian besar masyarakat belum dapat menikmati air bersih, karena air yang dikonsumsi dari sungai telah tercemar oleh limbah logam. “Kami sering melihat ada beberapa banyak tumpukkan kulit durian berada di pasar Kuto Palembang, lantaran pasar Kuto menjadi pemasok durian terbesar di Palembang,” ungkapnya.
Dari sanalah, kelima mahasiswa Unsri ini mencari tahu dan berdiskusi dengan kelompok dengan memanfaatkan kulit durian sebagai alternatif mengatasi pencemaran tersebut. Ternyata kulit durian mengandung zat Carboxymethylcellulose yang berpotensi menjadi karbon aktif. “Karbon aktif memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai adsorben (penyerap) limbah logam pada air. Lalu kita mencetuskan produk sorkudu (adsorben kulit durian) sebagai solusi dari dua permasalahan tersebut,” katanya.
Ia dan rekannya berharap, sorkudu tidak hanya menjadi solusi dari mengatasi pencemaran lingkungan, namun juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. “Kita berharap demikian, semoga pemerintah bisa mendorong dan melihat hasil karya yang kreatif ini,” harapnya.
Dikatakannya, Kegiatan yang mereka laksanakan tersebut termasuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan yang difasilitasi oleh kementerian riset dan teknologi (kemenristekdikti) dan dilaksanakan dari bulan April hingga Juli 2018 (hasan basri)