Palembangbaru.com, PALEMBANG – Meski masih beberapa bulan lagi digelar, suasana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sumsel khususnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur makin memanas. Sejumlah berita tendensius hingga black campaign belakangan terus menerpa Gubernur Sumsel Alex Noerdin.
Hal ini dilakukan seolah ingin merontokkan image positif yang telah dibangun Alex Noerdin sebagai Gubernur yang berprestasi dan sukses membangun daerah. Berbagai black campaign juga datang bertubi-tubi seakan ingin mengubah image Gubernur Sumsel yang selama ini dekat di hati rakyatnya menjadi sosok gubernur yang otoriter dan bersikap buruk.
Lantas kenapa harus Alex Noerdin? Hal itu tentu saja karena putra Gubernur Sumsel yakni Dodi Reza Alex ikut dalam pertarungan pemilihan gubernur berpasangan dengan Giri Ramandha N Kiemas untuk periode 2018-2023. Sebagai calon gubernur muda yang banyak memiliki prestasi, Dodi jelas menjadi ancaman bagi banyak pesaingnya dalam Pilgub.
Tak mengherankan jika sejak awal kemunculannya mencalonkan diri, banyak pihak yang tidak bertanggungjawab mencoba mencari celah untuk menjatuhkannya tak terkecuali dengan cara mencoreng keberhasilan ayahnya sebagai gubernur dua periode yang patut diakui keberhasilannya membangun Sumsel.
Berita paling anyar yang coba dihembuskan kubu lain misalnya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin dituding melakukan pemukulan terhadap Septiana Zurianah yang tak lain adalah Kepala Disdukcapil Sumsel hingga sampai dirawat di RS Siloam usai rapat dengannya di Griya Agung. Berita ini mencuat di sejumlah media online dan medsos beberapa hari terakhir.
Tak pelak saat melantik Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bowling Indonesia (PBI) Sumsel di Griya Agung pada Jumat (23/2), Alex Noerdin jadi buruan wartawan yang hendak mengkonfirmasi terkait kebenaran kabar tersebut.
Dengan santai mantan bupati dua periode itupun memberikan kesempatan para jurnalis bertanya tanpa kesan sedikitpun untuk menghindar. Dalam kesempatan itu pula peraih Bintang Mahaputra Utama tersebut mengimbau agar para awak media tidak sembarangan menaikkan berita, tapi melakukan cek dan ricek terlebih dahulu soal kebenaran berita tersebut kepadanya agar berita berimbang.
“Kalau ini kita tanggapi terus kita jadi ikut bodoh, habis saja waktu kita,” ujarnya singkat dan padat.
Terkait kebenaran berita itu, menurut Alex sudah dijelaskan dan dijawab seutuhnya oleh Humas Pemprov Sumsel dan semuanya clear. Alex juga mengaku malas menanggapi lebih jauh kabar tersebut karena memang menurutnya tidak ada kejadian seperti yang diberitakan. Dikatakannya jika berita tersebut terus ditanggapi hanya akan menghabiskan energi sia-sia.
Sementara itu sebelumnya, Humas dan Protokol Pemprov Sumsel sudah lebih dulu menggelar konfrensi pers terkait berita yang bernada menyudutkan Alex Noerdin secara pribadi tersebut. Hal itu dilakukan pada hari Jumat sore (23/2).
Dalam kesempatan itu, Kabag Humas Pemprov Sumsel Iqbal Ali Syahbana menjelaskan bahwa berita yang menyebutkan adanya keributan antara Septiana Zurianah dan Alex Noerdin Jumat pagi (23/2), pihaknya selaku Humas dan Protokol juga ada di lokasi.
Menurut Iqbal saat itu dirinya memang tidak ikut masuk ke dalam ruang rapat, karena rapat yang dilakukan memang di dalam ruangan. Namun demikian mengenai tudingan Alex Noerdin melabrak dan memukul Kadisdukcapil dipastikannya tidak ada dan tidak benar.
“Rapat itu memang di dalam ruangan, tapi kami bisa melihat dengan jelas dari luar karena itukan pintu kaca yg tranparan” tegasnya.
Lebih jauh kata Iqbal, kronologisnya adalah saat itu Septiana menghadap gubernur berdua di ruang rapat, sementara pihaknya berada di luar tak jauh dari lokasi sehingga dapat memantau dari luar kaca ruang rapat.
“Justru bu Ana lah yang membentak dan memarahi pak Alex. Setelah itu dia bersujud sambil menangis dan minta maaf,” bebernya.
Mendapati situasi yang demikian, Alex Noerdin pun meminta Septiana keluar ruangan agar dapat menenangkan diri. Saat itu Kabag Protokol yang mengajak Septiana keluar ruangan malah tangan Iwan ditepiskan begitu saja dengan kasar oleh Septiana.
Berdasarkan kesaksian mereka justru Septiana lah yang berteriak-teriak histeris dan memarahi gubernur.
Senada dikatakan Kabag Protokol, Iwan. Menurutnya yang terjadi saat Septiana keluar ruang rapat justru Kadisdukcapil itulah yang mengomel dan mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar. “Pak Gubernur yang hampir habis masa jabatannya” demikian ditirukan Iwan.
Belakangan diketahui, kabar miring yang seolah ingin membunuh karakter pribadi Alex Noerdin itu didapatkan dari staf Disdukcapil berinisial A. Hanya saja anehnya ditegaskan Kabag Protokol Iwan, saat rapat hingga Septiana keluar ruang rapat, staf disdukcapil yang disebut-sebut berinisial A tersebut justru tidak ada di lokasi (Griya Agung).
“Waktu Pak Alex diteriaki kami lihat bapak hanya duduk santai tanpa bergerak. Tak lama kemudian bu Ana terlihat seperti berlutut dan meminta maaf pada pak Gubernur,” paparnya.(**)