Palembangbaru.com, PALEMBANG – Trik rahasia pengolahan terbaik untuk kopi khas Sumatera Selatan (Sumsel) telah diungkap Herwin Meidison setidaknya dua kali diantaranya saat ia menjadi pembicara pada Sarasehan Pakar Kopi bertajuk “Hilirisasi Industri Kopi Sumsel” yang digelar oleh Balai Riset dan Standarisasi (Baristand) Palembang di kantor Baristand Jl. Kapten A. Rivai pada 03 Oktober lalu.
Saat itu selain Herwin, Prof. Rindit Pembayun, Dosen THP Universitas Sriwijaya dan salah seorang mewakili Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan juga turut menjadi pembicara dalam sarasehan tersebut.
Dan kedua pada kegiatan Workshop Sangrai Kopi yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset dan Teknologi bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) di gedung Baristand Jl. Perindustrian II Palembang Jumat, (7/11) kemarin.
Pada kegiatan ini Herwin Meidison di undang khusus sebagai pembicara dan pemateri Workshop bersama dengan Haryanto dari BSN Palembang yang pesertanya terdiri dari petani kopi, pengusaha kopi kemasan, pemilik kedai kopi dan peneliti kopi dari Baristand.
Saat ditemui usai workshop, Haryanto salah satu pemateri sekaligus penyelenggara kegiatan terlihat cukup puas.Menurutnya Workshop Sangrai Kopi yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset dan Teknologi bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah kelanjutan dari pertemuan pada puncak hari kopi 1 Oktober lalu di Jakarta.
“Kegiatan ini adalah lanjutan dari pertemuan dalam rangka Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober lalu di Baristand Jakarta.
Disana kami baru mengetahui ternyata Sumatera Selatan adalah penghasil kopi Robusta terbesar di Indonesia. maka di gagaslah untuk mengundang beberapa UKM, pelaku industri bubuk kopi, dan pengelola kedai kopi binaan Baristand pada pelatihan ini yang tujuannya adalah membuka wacana baru atas kegiatan produksi yang selama ini telah mereka lakukan agar kualitas produksi kopi mereka dapat bersaing di dunia internasional, apalagi tahun depan kita akan menjadi tuan rumah Asian Games”, jelasnya.
Sementara itu, Herwin yang juga di wancarai media usai acara menilai kegiatan ini sangat positif dalam rangka untuk peningkatan mutu produksi kopi Sumsel.
“Saya menilai para peserta cukup antusias untuk mengikuti pelatihan pengolahan kopi ini, Tadi saya memberikan trik-trik khusus bagaimana memperlakukan kopi dari Sumsel kepada peserta agar kedepan mutu kopi Sumsel yang dijual ke pasaran adalah hasil dari pengolahan yang maksimal, sesuai karakter kopi kita”, kata Herwin.
Ditambahkan Herwin Trik-trik khusus yang di berikan kepada peserta diantaranya adalah seputar pemilihan kualitas biji kopi (green bean), bagaimana pengaturan suhu saat roasting (sangrai), manajemen waktu dan profil biji kopi setelah roasting.
Sunarno, salah seorang peserta Workshop yang merupakan ketua kelompok petani kopi di Desa Tunggu Tubang, Semendo, saat diwawancarai usai mengikuti pelatihan menyatakan ketertarikannya perihal kegiatan ini.
“Kami berharap pelatihan-pelatihan semacam ini untuk lebih digalakkan lagi di tahun-tahun mendatang, petani dan produsen kopi harus dibuka matanya mengenai kebutuhan kopi di pasar yang lebih luas. Selama ini persepsi petani hanya melanjutkan apa yang telah nenek moyang mereka lakukan dulu. Dengan adanya pelatihan ini otomatis akan menjadi harapan baru bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka”, harapnya.
Peserta lain pada kegiatan ini yaitu Jono, seorang pengusaha industri bubuk kopi kemasan dari Palembang yang terbilang masih baru terjun ke dunia kopi menuturkan.
“Selama ini di pabrik hanya memproduksi coklat bubuk kemasan, bubuk kopi menjadi produk baru di perusahaan kami. Kapasitas produksi juga masih terbilang kecil, baru 100 Kg per bulan, tapi saya optimis kedepan bisnis kopi sangat menjanjikan, oleh karenanya saya sangat berterima kasih kepada BSN atas diadakannya pelatihan ini karena akan meningkatkan kualitas produksi diperusahaan kami”, terangnya.
Pada workshop ini peserta diberikan kesempatan untuk praktek langsung menyangrai kopi menggunakan mesin yang telah disediakan oleh penyelenggara. Terlihat sebagian peserta mengoperasikan mesin sangrai sementara sebagian lain mencatat hasil kegiatan praktek mereka.
“Disini mereka saya anjurkan untuk merasakan langsung bagaimana sensasi mengolah kopi Sumsel menggunakan mesin yang teorinya telah saya berikan di kelas, dari sana peserta akan lebih detil mendalami materi dan diharapkan bisa langsung mencoba ketika pulang dari sini”, tukas Herwin Meidison.
( Suryadinata )