Palembangbaru.com, PALEMBANG – FILM Meniti 20 Hari yang menceritakan kisah petualangan K.H AR Fachruddin di masa muda yang bersepeda dari Ulak Paceh Musi Banyuasin ke Medan akan tayang secara resmi di bioskop-bioskop di kota palembang pada tanggal 01 sampai 16 Desember 2017.
Film yang menceritakan perjuangan seorang pemuda Muhammadiyah ini digarap langsung oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) sebagai film pertama yang mereka produksi, dengan tujuan untuk membesarkan perserikatan Muhammadiyah melalui dakwah kreatif.
Film semi dokumenter ini pertama kali di launching di Yogyakarta tepatnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan diresmikan langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir, M.Si pada 18 Maret 2018.
Menurut perwakilan Komunitas Film Palembang (KOFIBANG), Imron Supriyadi mengatakan alasan film ini diputar perdana di Yogyakarta karena organisasi Muhammadiyah pertama kali lahir di kota istimewa tersebut.
“Meskipun film ini tentang perjalanan Muhammadiyah di Sumsel, namun kita tidak melupakan historis. Karena Ahmad Dahlan berasal dari Yogyakarta, oleh karna itu lauching pertamanya kita adakan di sana,” terang Imron yang juga seorang jurnalis di Palembang.
Ia juga berbicara tentang culture, tentang akan adanya sebuah kegelisahan (masyarakat Palembang) jika film tersebut sudah diputar di luar kota. “Ini juga merupakan upaya marketing agar masyarakat di Palembang tergelorakan semangatnya untuk menonton film Meniti 20 Hari ini,” imbuhnya.
Mengenai pesan yang tersirat dalam film, pria yang akrab disapa Mas Im ini menjelaskan jika selama 20 hari melakukan perjalanan menggunakan sepeda, mereka banyak menemui persoalan yang akan menggejolakkan semangat para anggota. “Terdapat pesan moral yang bisa mensuport para pemuda. Melalui film ini, mereka harus menjadi agent of changes,” tutupnya.
Sementara andre salah seorang pemeran utama pria yang berperan sebagai K.H AR Fachruddin muda saat jumpa pers mengisahkan pengalamannya selama pembuatan film menurut andre dirinya di awalnya mengalami kesulitan untuk memerankan seorang Fahruddin muda karena tidak pernah bertemu dengan sosokseorang Fahruddin namun dirinya mengaku mendapatkan kemudahan memerankan tokoh farrudin setelah bertemu dengan seorang cucu dari K.HA.R Fachruddin yang banyak menggambarkan tentang sosok beliau.
” Sebuah kehormatan yang luar biasa mendapat kesempatan berperan sebagai K.HA.R Fachruddin muda, setelah banyak mempelajari tentang beliau dari salah satu cucunya saya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari sosok seorang Fachruddin, “Tukasnya. (Sonny Kushardian)