PALEMBANG BARU – Sebanyak 3.091 peserta dinyatakan lolos lewat jalur tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 dari total keseluruhan peserta yang mendaftar berjumlah 22.205.
Angka tersebut sementara dinyatakan sudah memenuhi kuota daya tampung SBMPTN Unsri sebesar 40 persen. Dengan rincian non bidik misi 2.515 lalu yang Bidik Misi 576 orang.
Pengumuman serentak di seluruh wilayah Indonesia hari ini dilakukan pukul 15.00 WIB. Peserta bisa mengakses laman resmi SBMPTN, dengan membuka web http://sbmptn.ac.id atau pengumuman.sbmptn.ac.id termasuk 12 server Perguruan Tinggi.
Humas panitia lokal SBMPTN Unsri, Prof Dr Zulkifli Dahlan MSi DEA mengatakan, pasca pengumuman ini masih ada proses penting yang harus dilewati calon mahasiswa. Para cama harus melakukan verifikasi pada tanggal 5-6 Juli harus hadir untuk negosiasi UKT. “Serta mendapat besaran UKT segera membayar di bank yang ditunjuk seperti Mandiri, BRI Bank Sumsel Babel,” ujarnya.
Selain itu Ia juga menegaskan, untuk peserta yang dinyatakan lolos segera mengisi biodata onlinenya. Karena waktunya sangat singkat. Sementara ini memang sesuai dengan ketentuan kuota daya tampung Unsri. Apabila ada yang belum berhasil, maka tidak perlu berkecil hati. “Masih ada jalur Ujian Saringan Masuk (USM-red) Mandiri yang masih dibuka hingga tanggal 8 Juli nanti dan ditutup pukul 00.00 WIB. Artinya, kesempatan untuk masuk PTN masih ada,” ujarnya.
Berdasarkan rekap data yang dihimpun, pihaknya juga mencatat beberapa Prodi unggulan yang tinggi peminatnya. “Seperti tahun ini, prodi Manajemen Akutansi, Pertambangan dan Pendidikan Dokter Umum cukup mendominasi,” ujarnya.
Bagi mereka yang dinyatakan lolos, mereka harus registrasi sekaligus tes kesehatan di kampus Indralaya pada 11-12 Juli dengan membagi fakultas pada dua hari tersebut. “Barulah pada tanggal 30 Juli mahasiswa bisa mendaftar ulang termasuk Bidik Misi,” jelasnya
Sedangkan peserta penerima Bidik Misi tidak perlu hadir pada tanggal 5-6 Juli tersebut. Nanti tim panitia akan melakukan visitasi pada 5-15 Juli di setiap domisili peserta. “Panitia akan melihat apakah benar fakta yang diisikan oleh anak tersebut. Mereka cukup berada di kediaman masing-masing, jika nomor HP berubah segera hubungi panitia. Karena apabila nomor HP tidak aktif maka tidak akan divisitasi,” ujarnya.
Selain tes kesehatan dan narkoba, cama juga harus melewati serangkaian tes buta warna. Menurutnya, tes buta warna ini sangat prioritas bagi beberapa prodi tertentu seperti IPA, Kedokteran, Teknik, dan sebagainya. “Misalnya saja begini, cama terlanjur memilih jurusan Kimia. Namun ia dinyatakan buta warna hijau. Kan bisa merugikan cama itu sendiri, karena ke depan juga belum tentu berhasil di bidang tersebut,” pungkasnya. (hasan basri)