Palembangbaru.com, PALEMBANG – Ditahun 2018 mendatang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan seluruh SMA/SMK di Indonesia telah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Drs. Widodo, M.Pd. Target ini mudah-mudahan tercapai mengingat tahun sebelumnya SMA/SMK di Sumatera Selatan (Sumsel) hampir 90 % SMA/SMK menggunakan komputer, dan ditahun nanti direncanakan Sumsel 100 % gunakan UNBK.
Widodo mengatakan dalam data sebelumnya didapatlah khusus SMA Negeri ada 325 dan SMK Negeri ada 109. Sebagian SMK rata-rata menggunakan UNBK, dan SMA nya ada sebagian masih manual. “Kita sudah mendiskusikan dengan Kemendikbud, bahwa semua SMA/SMK di Indonesia sudah harus UNBK, sebab perkembangan zaman sudah mulai canggih, dan sebagian yang belum gunakan UNBK sudah diberikan bantuan dari Kemendikbud,” katanya.
Dalam penyebaran UNBK sendiri, memang paling sulit ini berada jauh dari kota dan wilayahnya berada di perairan. “Kita tahu jaringan dan sarana disana pun sulit didapat, makanya sampai sekarang kita telah berkoordinasi dengan pihak disana terkait penyelenggaraan UNBK 2018,” jelasnya.
Apabila tahun 2018 nanti sekolah menggunakan UNBK 100 %, tidak menutup kemungkinan semua sekolah khusus SMA/SMK akan menggunakan UNBK. “Kita tahu sebagian SMA/SMK swasta menggunakan UNBK, dan kita harap semua SMA/SMK baik Negeri dan Swasta sudah berbasis komputer, sehingga mutu dan kualitas pendidikan di Sumsel bisa berkembang pesat dan bisa bersaing bersama sekolah negeri lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, kepala SMA Negeri 15 Palembang Dra Nursiawati Anggraini mengatakan pihaknya sudah beberapa tahun ini telah menggunakan UNBK. Malahan setiap tahunnya sekolah mendapatkan bantuan baik dari orang tua siswa maupun komite sekolah dalam pagelarn UNBK, sebetulnya sarana komputer sendiri sangat bermanfaat bagi siswa/i.
“Tentu saja, kita menggelar ujian sekolah ini dengan sistem komputer, jadi tidak perlu lagi menggunakan kertas atau yang media lainnya. Sehingga penilaian ke siswa bisa lebih cepat dan jujur, sekaligus dapat mencegah terjadinya kecurangan karena soal yang diujikan berbeda untuk setiap peserta. Peserta UN (ujian nasional) tidak mungkin ‘nyontek’ karena waktunya bergantian dan soalnya berbeda-beda,”pungkasnya.
(hasan basri)