Politik

Maknai Hari Sumpah Pemuda, Ini Kata Indra Kesuma.!

PALEMBANG BARU – Anggota DPRD kota Palembang, RM.Yusuf Indra Kesuma memaknai Hari Sumpah Pemuda sebagai wahana untuk menjaga Tanah Air serta memiliki daya saing, terutama untuk para generasi muda saat ini. Perkembangan teknologi hari ini sering kali membuat generasi terlena dan lupa akan tradisi.

“Berhati-hatilah bahwa abad ini abad kompetisi dan kita terlena, maka kita kalah dan terdominasi. Tetaplah menjadi penjaga tradisi tapi paham teknologi,” ujarnya saat dibincangi media ini, Minggu (28/10/2018).

Menurut Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Ilir Barat I ini, di tengah lingkungan generasi milenial saat ini, perlu dilakukan dan juga diterapkan revolusi kebudayaan, hal itu dilakukan agar generasi muda tidak tercerabut pada akar budayanya sendiri. Indra pun mencontohkan Jepang. Walaupun menguasai teknologi, tetapi akar budayanya tetap terjaga saat teknologinya mampu menguasai dunia.

”Jepang tetap menjadi Jepang dan tidak berubah di tengah kemajuaan teknologinya. Anak-anaknya ke sekolah masih berjalan kaki. Sedangkan kita terlihat sibuk sendiri dengan peranti teknologi seperti gadget hari ini,” ungkapnya.

Ditengah gempuran teknologi di era digital, generasi muda harus dikenalkan pada habitat aslinya, terlebih, di era globalisasi mereka harus memiliki daya saing. Di kampung-kampung sudah terjadi perubahan kepemilikan lahan. Apabila tidak disadari, ke depan, bangsa Indoensia mengalami krisis.

Hal itu berbeda dengan tahun 1998, menurut Indra, bangsa Indonesia masih bisa bertahan karena mampu menjaga transaksi ekonomi serta mampu memanfaatkan alam sebagai sumber kehidupan.

”Banyaknya pergeseran, kalau sumber daya alam menipis, harga pangan lebih mahal, maka ke depan kita tidak akan bisa bertahan dengan krisis. Pada tahun 1998, kita masih terbantu oleh kaum tradisi yang masih menyimpan uang di celengan, transaksi ekonomi masih terjaga serta rakyat hidup dengan alam,” tutur pria yang akrab disapa Iin Castrol ini.

Caleg DPRD kota Palembang Dapil II ini pun mengungkapkan, Hari Sumpah Pemuda tidak akan bermakna manakala tanah dan air kita sudah bergeser kepemilikannya serta dilupakannya bahasa daerah sebagai karakter dan identitas diri.

”Kalau bersumpah bertanah air harus punya tanah dan air, Indonesia harus punya tanah dan air. Harus punya bahasa, bahasa Indonesia mempersatukan dan bahasa daerahnya harus hidup jangan sampai mati,” pungkas politisi partai PDI Perjuangan ini.(NT)

Redaksi Palembang Baru

Tinggalkan Balasan